Desis ini serupa ular yang merayap kemudian menjalar, aku masih terbaring dan tak bisa bergerak. Hatiku masih terpaut pada bisikan yang membuatku tergetar. Kau begitu menyihirku seperti cinta. Aku tak berdaya dan semalaman hanya memikirkanmu. Desis nafasmu, deru jantungmu. Aku masih bisa melihat ketulusan dari kedipanmu, lalu terpejam. Dan aku mulai meraba-raba, seperti sentuhan bulu merak yang merayap saat membelai. Aku membelaimu hingga dirimu benar-benar terlelap. Saat itu, aku hanya bisa memandangimu dengan penuh cinta....
Blindness
14.39 / BY Edo
Mungkin suatu saat aku akan teringat, saat gerimis turun dari kelopak mata dan nafasku tercekat, tentang cerita yang tak bisa kulupa. Seperti merayakan tangisan dan aku hanya melihat pipiku bersimbah air mata dan tanganku memeluk dadaku sendiri. Akankah keindahan ini terlihat saat mataku benar-benar terpejam. Mengapa aku bisa sangat merindukan kematian. Ketika aku tidak bisa berbuat apa-apa dan aku hanya bisa membayangkan keajaiban seakan benar-benar terjadi. Dimanakah arti ketulusan jika aku tak lagi melihat senyum...