Menanti gerimis yang tak kunjung datang, kepulan keresahan masih tergambar di parasku. Semalam, aku masih memimpikanmu. Aku lelah untuk bertahan jika bayangmu masih menghantuiku. Suatu malam yang sama ketika pelukmu masih tergambar jelas di mataku hingga aroma tubuhmu menyelinap ke rongga hidungku, membangkitkan kenangan yang terkubur lama, tentang kamu. Tentang cinta yang terjalin indah di antara dua hati. Mendekapmu dalam sunyi, membelaimu mesra. Dalam keremangan kugenggam tanganmu, terasa nyata. Tak perlu kuraba ketika bibirku merapat menemukan bibirmu dan kita saling berpegangan. Tak perlu kata-kata, aku tahu kamu masih cinta. Tapi aku tak tahu bagaimana kutemukan cahayamu lagi di kegelapan malam
Tak ada yang bisa menjelaskan
arti rasanya dalam sebuah titik dimana aku tak pernah tahu bayangan selalu
mengikutiku kemana pun aku pergi. Jejak-jejak yang tercetak di bawah sinar lampu
mengikuti seluruh gerakanku. Begitu juga bayanganmu yang selalu mengikutiku,
saat jalanku maupun diamku. Adakah aku dan bayanganku akan terpisah.seperti
jejak yang terhapus hujan. Aku ingin bayanganmu hilang, pun aku tak perlu
memadamkan lampu. Kau tak lebih dari rasa yang tertinggal, ketika semuanya
menjadi sia-sia dan kau tak pernah menganggap itu berarti. Aku telah
menjadikanmu ingatan yang panjang tertanam dalam benakku, juga hatiku. Sementara
kau tak pernah tahu rasa sakit itu tak pernah tersembuhkan, bahkan oleh
bayanganmu.
Tak kulihat lagi cinta di matamu.
Tak ada lagi bening sendu yang lembut dan teduh menghiasi rona parasmu. Matamu terlihat
sayu dan bibir pun menukik kaku menyimpulkan garis datar yang tipis. Aku tahu,
di sana tak ada lagi sayang. Hatimu telah terbalut oleh rasa jenuh. Aku tak
bisa memaksamu lagi, bahkan tak sempat kupaksa. Jika akhirnya aku harus memilih
dan kau pergi penuh dengan ambigu. Aku ragu untuk menyimpan hatiku. Kotak besi
yang kujaga rapi tempat biasa hatiku tersimpan, kini sudah berkarat dan tak
bisa dikunci. Maka, aku tak perlu cinta. Mungkin untuk saat ini, jika harus
terbebani oleh segenap perasaan rindu yang belum terbayar, masih dihinggapi
rasa benci yang menyelinap di celah hatiku. Aku ingin terlepas dari belenggu kemudian
berusaha menghapus cuplikan-cuplikan drama cinta di otakku. Bahkan, mungkin
kenangan yang tak pernah bisa menyelamatkan cinta. Kecuali arti kesia-siaan
yang kudapatkan. Waktu tak pernah mau menunggu.Cintaku tersapu ombak
Lama aku berpikir untuk tersadar,
selama ini aku terjebak pada perasaanku sendiri. Cinta itu bukan ujung panah
yang menancap dalam dada. Ketika mata panah menusuk jantungmu lalu energi yang
ditimbulkan pun habis karena berhenti. Maka energiku pun akan habis untuk
mencintaimu. Lalu sebenarnya kau tak membalas cintaku. Kau malah melepaskan
anak panah kemudian menusuk hatiku. kehilanganmu, untuk belajar menemukan
jutaan harapan. Cinta adalah arah dimana kamu menuju, bukan arah dimana kamu
berhenti lalu berpaling dan menjauh pergi. Kau akan selalu ada, bahkan saat aku
pergi dengan langkah gontai di malam hari. Untuk menemukan pagi aku harus
berjuang menghabiskan malam seorang diri. Mungkin, kau punya satu alasan untuk
meninggalkanku. Tapi aku masih memiliki jutaan harapan yang lain bahwa bintang
di sana akan selalu tampak bersinar.
Inilah akhir dari setiap bagian
cerita. Aku harus memaksa diriku untuk berhenti mencintaimu. Menutup luka yang
belum sempat mongering, mengunci hati dan menitipkan perasaanku yang remuk. Aku
sudah berusaha untuk bertahan, tapi luka semakin menjalar dan rasa sakit itu
menyebar ke setiap aliran darahku. Bahkan, kau tak pernah berpikir itu
menyakitkanku. Bertahun-tahun seperti merajut mimpi dan harapan, namun terbakar
dalam sekejap. Betapa pilunya hatiku saat bayangmu tengah hadir dalam setiap tidurku.
Seolah cinta masih semanis dulu, kenyataan membuka mataku saat terjaga dan kau tak pernah di sini, lagi. Kesalahan terindah
yang kubuat untuk mencintaimu sampai kini harus kuhentikan. Dimana akhir kisah
tidak selalu terdengar bahagia. Dan aku tidak bisa mengelak dari perpisahan ini
karena keinginanmu. Aku masih mengakui, kamu adalah bagian cerita hidupku
yang indah. Sampai waktu akan membawaku pergi untuk melupakanmu dan menganggap
cinta itu tak ada.