Terkadang percaya dengan ucapan orang lain, kadang juga
tidak. Termasuk kadang percaya dengan astrologi dan bersemangat karena banyak
kecocokan, akan tetapi langsung menyangkal jika ternyata tidak cocok. Rupanya,
hal yang membuat orang lain percaya dan tidak percaya didasarkan banyak hal.
Bukan saja, sekadar omongan, bukti mutlak diperlukan.
Percaya nggak sih,
seseorang telah dipersiapkan dalam hidupmu menemanimu sepanjang masa?
Kadang-kadang, gue bertanya-tanya tentang relativitas. Bahwa
kebenaran tidak mutlak, banyak perspektif, banyak selera. Semua hal beradu
menjadi pendapat dan bersikukuh menjadi paling benar. Gue lebih memilih untuk
menarik diri dan melihat dari kejauhan. Jika masalah sudah sangat serius, tentu
gue akan turun tangan.
Gue selalu punya keinginan dan semakin banyak keinginan,
sehingga sedikit yang dilakukan karena gue kehabisan waktu. Banyak tempat ingin
dikunjungi, banyak benda ingin dimiliki, banyak menu baru yang ingin dicicipi,
banyak hal yang ingin dicoba. Rasa ingin tahu gue seringkali meledak-ledak,
terkadang gue harus mengerem keinginan-keinginan tersebut.
Katanya, buang segala
keinginan dan niscaya kamu merasa telah memiliki semua yang dibutuhkan.
Jadi, ini persoalan butuh dan ingin. Seperti gue butuh
bernapas untuk hidup, gue butuh berkembang (biak). Gue percaya ada
keterkaitannya antara butuh dan ingin. Semakin gue coba analisis semakin gue
tidak menemukan uraiannya. Kadang, gue percaya manusia diciptakan baik, tetapi
berapa banyak manusia menjadi jahat dan tidak berniat baik.
Pada dasarnya, gue selalu mencari-cari alasan bagaimana
seseorang bisa berubah, dari baik menjadi jahat, dari jahat menjadi baik.
Selalu ada perubahan yang mengacu pada tindakan-tindakan. Seperti apakah kamu
masih mencintai seseorang meski sering disakiti? Apakah kamu masih mencintai
seseorang meski dia tak balas mencintaimu?
Gue hanya melemparkan perspektif seperti mengetengahkan
tanda tanya besar. Korelasi-korelasi yang terbentuk akibat dari proses pertemuan
titik. Bayangkan, jika tidak ada pertemuan, tidak ada perbincangan, tidak
saling mengenal, tidak saling jatuh cinta, tidak ada patah hati, tidak ada
keburukan dan tidak ada cerita apa pun. Gue bertemu seseorang, menyapa lalu
mengajak bercanda adalah salah satu bentuk interaksi pertemuan titik, apakah
berlanjut menjadi perbincangan seru atau kita berpisah karena kesibukan
masing-masing.
Inti dari semua relasi terletak pada komunikasi. Berapa
banyak cinta diam-diam hanya berakhir pada secret
admirer. Berapa banyak pernyesalan tak mengutarakan isi hati sementara
gebetan sudah telanjur menggandeng tangan orang lain mesra. Memang tidak mudah,
keterlibatan emosi, prasangka, hipotesis, memungkinkan seseorang menggunakan
data dan info sebelum memutuskan terlibat komunikasi.
Percaya nggak percaya,
ungkapan hati selamanya akan tersimpan jika tidak diutarakan.