Hari telah kembali kelabu, seperti usang dan lapuk karena waktu. Hati pun menepi enggan untuk berbagi bersembunyi di antara mimpi-mimpi. Sejuta angan tergantung di langit, sejuta rindu terbang tak tergapai. Hidup menjadi lebih kosong karena cinta hanya senyawa kimia. Di antara kepingan rasa benci yang mulai tumbuh menjadi duri. Aku tak berani untuk melangkah bersama sisa luka yang tertinggal. Sisa cinta yang masih tersimpan, menyuburkan rindu yang kembali tumbuh dalam setiap waktu. Kenangan, tak memberiku...
Seperti yang kau janjikan, aku datang malam ini. Di tempat yang kau suka dan kurasa tampak lebih sepi dari biasanya. Hatiku begitu ramai karena jantungku sedari tadi berdugem kencang. Aku tak tahu, apa yang akan terjadi. Perasaanku mengatakan kau akan datang sembari menyembunyikan setangkai bunga di balik punggung, kau tersipu malu memberikannya padaku. Di tempat ini, tempat aku jatuh hati padamu, lirih musik terdengar pelan ketika petikan gitar itu mengiringi anganku lebih jauh. Sementara hatiku...
Kuingin lebih dari sekadar rasa, tapi kau tak mengerti. Bagaimana keinginanku untuk bisa kau pahami. Perasaan ini bukan maksud menuntut hanya saja tak pernah aku berhenti untuk berharap. Agar kau lebih memahami perasaanku. Ketika kepastian seperti angin sore dalam musim hujan. Entah, gerimis akan mengiringi nyanyian kepiluan hati menerpa rindu ketika rintik menjadi jejak dan hati seperti tak mengakui. Bahwa aku masih mencintaimu dalam diam. Dalam bisik masih kutiupkan rindu yang kini mulai membisu. Di...