Diberdayakan oleh Blogger.

Professional Time Waster

Menanti gerimis yang tak kunjung datang, kepulan keresahan masih tergambar di parasku. Semalam, aku masih memimpikanmu. Aku lelah untuk bertahan jika bayangmu masih menghantuiku. Suatu malam yang sama ketika pelukmu masih tergambar jelas di mataku hingga aroma tubuhmu menyelinap ke rongga hidungku, membangkitkan kenangan yang terkubur lama, tentang kamu. Tentang cinta yang terjalin indah di antara dua hati. Mendekapmu dalam sunyi, membelaimu mesra. Dalam keremangan kugenggam tanganmu, terasa nyata. Tak perlu kuraba ketika bibirku merapat menemukan bibirmu dan kita saling berpegangan. Tak perlu kata-kata, aku tahu kamu masih cinta. Tapi aku tak tahu bagaimana kutemukan cahayamu lagi di kegelapan malam
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Tak ada yang bisa menjelaskan arti rasanya dalam sebuah titik dimana aku tak pernah tahu bayangan selalu mengikutiku kemana pun aku pergi. Jejak-jejak yang tercetak di bawah sinar lampu mengikuti seluruh gerakanku. Begitu juga bayanganmu yang selalu mengikutiku, saat jalanku maupun diamku. Adakah aku dan bayanganku akan terpisah.seperti jejak yang terhapus hujan. Aku ingin bayanganmu hilang, pun aku tak perlu memadamkan lampu. Kau tak lebih dari rasa yang tertinggal, ketika semuanya menjadi sia-sia dan kau tak pernah menganggap itu berarti. Aku telah menjadikanmu ingatan yang panjang tertanam dalam benakku, juga hatiku. Sementara kau tak pernah tahu rasa sakit itu tak pernah tersembuhkan, bahkan oleh bayanganmu.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Tak kulihat lagi cinta di matamu. Tak ada lagi bening sendu yang lembut dan teduh menghiasi rona parasmu. Matamu terlihat sayu dan bibir pun menukik kaku menyimpulkan garis datar yang tipis. Aku tahu, di sana tak ada lagi sayang. Hatimu telah terbalut oleh rasa jenuh. Aku tak bisa memaksamu lagi, bahkan tak sempat kupaksa. Jika akhirnya aku harus memilih dan kau pergi penuh dengan ambigu. Aku ragu untuk menyimpan hatiku. Kotak besi yang kujaga rapi tempat biasa hatiku tersimpan, kini sudah berkarat dan tak bisa dikunci. Maka, aku tak perlu cinta. Mungkin untuk saat ini, jika harus terbebani oleh segenap perasaan rindu yang belum terbayar, masih dihinggapi rasa benci yang menyelinap di celah hatiku. Aku ingin terlepas dari belenggu kemudian berusaha menghapus cuplikan-cuplikan drama cinta di otakku. Bahkan, mungkin kenangan yang tak pernah bisa menyelamatkan cinta. Kecuali arti kesia-siaan yang kudapatkan. Waktu tak pernah mau menunggu.Cintaku tersapu ombak
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Lama aku berpikir untuk tersadar, selama ini aku terjebak pada perasaanku sendiri. Cinta itu bukan ujung panah yang menancap dalam dada. Ketika mata panah menusuk jantungmu lalu energi yang ditimbulkan pun habis karena berhenti. Maka energiku pun akan habis untuk mencintaimu. Lalu sebenarnya kau tak membalas cintaku. Kau malah melepaskan anak panah kemudian menusuk hatiku. kehilanganmu, untuk belajar menemukan jutaan harapan. Cinta adalah arah dimana kamu menuju, bukan arah dimana kamu berhenti lalu berpaling dan menjauh pergi. Kau akan selalu ada, bahkan saat aku pergi dengan langkah gontai di malam hari. Untuk menemukan pagi aku harus berjuang menghabiskan malam seorang diri. Mungkin, kau punya satu alasan untuk meninggalkanku. Tapi aku masih memiliki jutaan harapan yang lain bahwa bintang di sana akan selalu tampak bersinar.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Inilah akhir dari setiap bagian cerita. Aku harus memaksa diriku untuk berhenti mencintaimu. Menutup luka yang belum sempat mongering, mengunci hati dan menitipkan perasaanku yang remuk. Aku sudah berusaha untuk bertahan, tapi luka semakin menjalar dan rasa sakit itu menyebar ke setiap aliran darahku. Bahkan, kau tak pernah berpikir itu menyakitkanku. Bertahun-tahun seperti merajut mimpi dan harapan, namun terbakar dalam sekejap. Betapa pilunya hatiku saat bayangmu tengah hadir dalam setiap tidurku. Seolah cinta masih semanis dulu, kenyataan membuka mataku saat terjaga dan kau tak pernah di sini, lagi. Kesalahan terindah yang kubuat untuk mencintaimu sampai kini harus kuhentikan. Dimana akhir kisah tidak selalu terdengar bahagia. Dan aku tidak bisa mengelak dari perpisahan ini karena keinginanmu. Aku masih mengakui, kamu adalah bagian cerita hidupku yang indah. Sampai waktu akan membawaku pergi untuk melupakanmu dan menganggap cinta itu tak ada.
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Newer Posts
Older Posts

About me

recent posts

Sponsor

Facebook

Blog Archive

  • ►  2017 (2)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2016 (8)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2015 (17)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2014 (45)
    • ►  Desember (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (7)
    • ►  Maret (16)
  • ►  2013 (16)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ▼  2012 (59)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (9)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (2)
    • ▼  Agustus (5)
      • Kamu masih cinta
      • Tak Pernah Sembuh
      • Cintaku Tersapu Ombak
      • Jutaan Harapan
      • Catatan Perpisahan
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2011 (116)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (16)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (14)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (14)
    • ►  Mei (17)
    • ►  April (14)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2010 (39)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (14)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2009 (12)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (2)

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates