Lama sekali aku teduduk termenung menatap ke depan dengan pandangan kosong, sementara pikiranku berkecamuk seperti tersesatnya jarum dalam jemari. Aku tak menemukan seceracah cahaya lagi di sana. Ketika rasaku akhirnya harus percaya. Bahwa selamanya kepastian ini adalah ketetapan. Aku hanya menginginkan satu nama itu. Semoga 1000 do’a cukup untuk mengabulkannya. ...
Entah, akhir-akhir ini hatiku benar-benar temaram. Ketika kulihat secercah cahaya di ujung sana, namun tetap saja hatiku tergetar oleh angin. Ketika kepastian hati membingungkan dan perasaan memaksaku memutuskan pilihan. Betapa hidup ini adalah penawaran dan sekalipun kita terpaksa memilih karena mungkin mengharapkan yang terbaik. Tapi pilihan itu seakan meredam semua keinginanku, hasratku bahkan harapan selama ini tentang keyakinan yang kumiliki. Selalu saja kedamaian hati ini yang kucari. Ketika ketenangan dengan mudah didapatkan maka pikiran ini...