Gerimis perlahan turun membasahi hatiku, dingin. Malam semakin kelam dan temaram di pelupuk mataku. Aku tak bisa terpejam, melihatmu menyanyikan senandung rindu di penghujung malam. Aku menemukan cinta di balik sendu. Cinta yang membekas setelah kau melenguh panjang, disini kita merapat dan menyatu bersama deru nafas yang terburu-buru. Kemudian gejolak ini seperti ombak yang bergulung-gulung memintal hasrat menjadi dorongan nafsu. Aku tak ingin cinta habis semalam. Di mataku kau begitu menggairahkan bahkan di saat aku...
Aku tidak menghiraukan keramaian di sini, ekor mata yang menangkap dan mencuri perhatianku. Aku hanya peduli padamu. Di sini, kutemukan banyak angin yang berhembus, ada banyak pasang mata yang saling bertemu, akan tetapi nafasku hanya bertemu denganmu. Aku hanya ingin menciummu lebih dalam. kau masih menggelayut manja, sementara aku sibuk menopang kepalamu di dadaku. tahukah kau, seseorang di seberang sana sedari tadi melirik dengan pandangan tak suka. kemudian temannya yang berada di sampingnya tampak gelisah...
Mungkin tulisan seperti ini jarang sekali kubuat, tapi aku buat karena aku menyadari sebelum terlambat. Maafkan aku. Terkadang aku begitu egois dan mementingkan diriku sendiri, aku seringkali menyalahkanmu dan tidak melihat permasalahan sebenarnya. Aku tahu, aku tidak bisa menuntut banyak. Aku harus cukup mengerti keadaan ini. Mungkin aku belum melakukan sesuatu yang terbaik untukmu, bahkan belum sama sekali. Aku kira kesalahan selalu terjadi, dan aku tahu aku salah. Aku ingin sedikit berbakti padamu, aku tahu...
Aku ingin berkisah malam ini, dengan secangkir teh hangat dan gerimis hujan membasahi. Saat kau pikir seseorang dengan sangat mencintaimu. Itu adalah saat kau merasa dicintai. Ada orang yang dengan harapan menantimu. Berbagi kisah dan rindu bercengkrama menghabiskan waktu bersama cinta, rintik hujan, sentuhan bibir dan desahan. Itulah saat kebersamaan. Akan tetapi tak ada yang bisa mengabadikan kebahagiaan itu selain bingkai kenangan, ketika cerita berakhir menyedihkan. Dan kau tidak bisa berpikir lagi karena kau merasa...
Aku tidak bisa lagi membedakan kenyataan dan mimpi. Karena saat aku terbangun dan seketika apa yang kurasakan dalam mimpi tidak berarti apa-apa. Begitu juga dengan kenyataan, apa yang kurasakan pada masa lalu hanya tersisa sekeping kenangan yang tak begitu nyata. Sehingga apa bedanya mimpi dan kenyataan. Jika keduanya akan terlewati dan tak akan bisa kembali. Begitu juga dengan mimpi, kau tidak akan mendapati mimpi yang sama, atau kembali pada mimpi semalam yang tampak begitu nyata....
Sebenarnya apa sih yang kemudian kau cari, selama bertahun-tahun dan kau berusaha menemukan kebahagiaan, kebenaran. Sementara banyak jalan dan kau hampir kehilangan jalan untuk pulang kembali. Seperti yang diharapkan semua orang, cinta. Mencintai dengan penuh kasih sayang. Ada satu perasaan yang kemudian menyelimuti dan terasa sangat menyejukkan, kerinduan yang kemudian meluap seperti gejolak asmara yang tertahan.Selama ini, selama aku bernafas dan tak mampu kuhitung detik dan jarum jam yang bergerak. Selama aku mencari kemungkinan untuk...