mimpi dan nyata

by - 22.19

Aku tidak bisa lagi membedakan kenyataan dan mimpi. Karena saat aku terbangun dan seketika apa yang kurasakan dalam mimpi tidak berarti apa-apa. Begitu juga dengan kenyataan, apa yang kurasakan pada masa lalu hanya tersisa sekeping kenangan yang tak begitu nyata. Sehingga apa bedanya mimpi dan kenyataan. Jika keduanya akan terlewati dan tak akan bisa kembali. Begitu juga dengan mimpi, kau tidak akan mendapati mimpi yang sama, atau kembali pada mimpi semalam yang tampak begitu nyata. Kau hanya bisa memandang kosong tanpa tahu membedakan mimpi dan nyata. Semua tampak seperti angin dan berhembus begitu saja. Aku sangat merasakan kenyataan ini saat peristiwa mimpi berlangsung, dan aku tidak mengingat apa-apa lagi saat kubuka mata dalam kehidupan nyata, atau aku tak bisa lagi mengingat kenangan indah itu karena telah terjadi di masa lalu dan mataku hanya berkedip di masa kini tanpa bisa mengingatnya kembali. Ketika aku berpikir saat ini maka aku merasakan hal ini begitu nyata walaupun sebenarnya dalam kehidupan mimpi atau kehidupan sebenarnya. Sehingga aku akan merekam semua peristiwa ini sebagai bentuk kenyataan, yang akan hilang. Kenangan, memori, ingatan, pikiran, semua akan menjadi unsur-unsur yang semakin sulit dibedakan. Saat aku tak mampu untuk memegang tanganmu, aku selalu bisa bertemu denganmu dalam mimpi. Atau saat aku benar-benar memegang tanganmu, aku selalu berharap ini akan selalu terjadi dan akan terjadi lagi di kemudian hari. Karena mimpi dan kenyataan yang kau rasakan akan berakhir dengan kehilangan yang menyedihkan. Tidak tersisa apa pun selain kesedihan dan penyesalan yang kemudian berubah menjadi semacam bentuk kebencian. Jika kehidupanmu bisa terbagi menjadi dua, maka 12 jam yang tersisa dalam hidupmu adalah mimpi. Dan mimpi itu akan menjadi mimpi yang terpanjang sampai kau menginginkan tertidur lebih lama. Mengapa aku begitu suka memandangimu, karena sebenarnya aku tak begitu kuat menyimpan keseluruhan detil mengenaimu, parasmu, sudut bibrimu, lekuk alismu, kedipan matamu. Aku tak mampu terlepas dari pandanganmu agar kutangkap dalam otakku dengan bentuk yang sama, dirimu. Saat aku berpikir hidup bersamamu adalah mimpi, aku ingin tertidur lebih lama agar mimpi itu benar-benar terjadi. Tapi aku tidak sanggup dengan kenyataan yang membuatku terpisah, antara mimpi dan nyata. Antara harapan dan kenyataan. Antara cinta dan realita. Aku tak sanggup membuka mata jika kuingat bahwa kau tidak bersamaku lagi. aku ingin kau membantuku membangun mimpi ini menjadi  nyata, agar saat kau terbangun, aku bisa melihat kedipan matamu yang sama di hadapanku, masih dalam keadaan tertutup selimut. Tiba-tiba kau tersenyum dan mengajakku tidur dengan senyum manja, kembali pada mimpi kita bersama. 

You May Also Like

0 komentar