Selalu Menunggu

by - 15.01


Sebaris air yang menetes dari embun di kaca, aku mengamati lampu-lampu kota yang mulai padam. Bahkan, aku tak pernah tahu kenapa bisa berada di sini. Menunggumu tak pasti. Haruskah aku mengurai rasa sakit ini seorang diri dan meneguknya perlahan hingga habis. Sementara kamu bersembunyi dan tak pernah muncul lagi, seakan aku hanya tempatmu berlari. Tempat menyampaikan keluh kesahmu selama ini. Harusnya aku sadar, kamu tak pernah mau berjanji agar aku tak pernah menanti. Nyatanya, aku selalu menunggumu, meski tak pernah kau anggap peduli.

You May Also Like

0 komentar