Diberdayakan oleh Blogger.

Professional Time Waster

Kamu tahu, terkadang ingatan begitu kuat membekas mengikat kenangan dan sesekali menayangkan beberapa  kilas peristiwa memori silam. Tetapi ingatan bisa juga dengan mudahnya kabur terlupakan begitu saja meski beberapa kali usaha dilakukan untuk membangkitkan ingatan. Mengenangmu, bisa saja muda bagiku menguarkan aroma rindu hujan dan gerimis ketika kita terjebak di sudut halte menunggu bus datang. Bahkan, untuk kesekian kalinya. Aku hanya bisa menatap kotak kecil itu dengan mata sendu. Terkenang sebuah peristiwa pahit yang ingin kukubur dalam. 
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Semburat senja membias memantulkan terpaan cahaya yang menembus kaca jendela tempat aku sedari tadi melabuhkan lamunanku padamu. Di gerbong ini, letupan rindu masih membekas saat kereta perlahan meninggalkan stasiun. Adakah kamu tetap menanti meski tak ada kepastian? Aku memandang keluar jendela dan membayangkan memori beberapa tahun silam. Cahaya senja akan selalu sama di sudut sore. Akankah getaran di dadaku masih sama kala namamu disebutkan dan perasaan luapan rindu hadir mendekap rasa. Aku masih menatap langit, menyaksikan awan yang berwarna keemasan membentuk siluet yang indah. Merindukanmu. Selalu saja menimbulkan getar di dadaku. Menerbitkan resah-resah tak kumengerti dan perasaanku meluap seperti tak terbendung lagi. Setiap ingatan tentangmu yang kusimpan, selalu saja menerbitkan kerinduan yang tak bisa kuhindari. Sesekali muncul dan membuatku tersenyum lama.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Aku akan selalu mengingat hari ini, ketika kata menjadi tak ada artinya. Maaf menjadi sesal akhir yang tertahan di ujung lidah, bahkan pelukan tak membawamu kembali. Sesaat, mengiri lembah pipiku yang basah karena bulir bening tak sanggup kubendung. Kenapa akhirnya kau menyerah dan memutuskan pergi. Meski, kau tahu aku sangat terluka. Bahkan, kau tak mau menemuiku untuk memberikan penjelasan. Akankah hari yang telah kita lalui bersama hanya menjadi ingatan yang kemudian terlupakan. Haruskah kuabadikan air mata ini agar tak lagi jatuh. Kepergianmu.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Seringkali, kita mudah untuk bersembunyi dan berpura-pura. Seperti hati yang percaya bahwa segalanya akan indah pada waktunya. Tapi tahukah kisah tentang waktu yang bergegas mengejar rindu. Belakangan, bahkan aku tak bisa mengelabuinya. Waktu semakin berlalu dan tak pernah tergapai lagi. Masa-masa penantian panjang tentang luka hati yang belum sempat terhapus, tentang kenangan yang belum sempat terkubur, begitu juga tentang benci yang tak sempat terbuang. Aku berjalan seolah menghentikan waktu. Bahkan usia semakin berjarak, dan aku akan kembali berakhir pada kehilangan, kesempatan. Jika nanti tak punya rentang waktu. Jika esok tak pernah menitipkan janji. Aku kembali bertanya pada detik yang berguguran begitu terabaikan. Bahkan kamu tak peduli banyak waktu yang kuhabiskan bersamamu. Begitu juga hari-hari bahagia bersamamu. Mengekalkan rindu dan mengabadikan momen indah. Meski, terlambat.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Jika ada satu hari di mana kesempatan itu ada untukku. Maukah kau kembali, mengenang satu hari kita bersama. Meski, tak terlibat perasaan. Aku bahagia saat tawaku mekar seperti bunga akasia. Ditemani rintik hujan kau melindungiku dari gerimis di bawah payung biru. Menyusuri jalan kemarin sore sebelum kamu pergi. Membawa janji untuk datang dan bertemu kembali. Entah, apakah kau sungguh-sungguh atau cuma untuk membuatku tenang. Menunggu, senja yang tak pernah kembali jingga terbit untuk kau tunjuk, menggenggam jemariku erat. Di sanalah, katamu. Matahari akan kembali.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Kamu tahu, tak pernah kurasakan getar di dadaku seperti ini. Sesak yang tak bisa kuterjemahkan, namun meluapkan rindu yang tak bisa kulepas. Memandangmu, tak pernah bisa kulihat lebih dekat. Aku mengenalmu, tapi tak lebih kumiliki. Bayangmu, cinta semu yang tak bisa kuungkap. Meresahkan hatiku sendiri bila senyummu tak lagi untukku. Jika, tatapan sendu matamu yang teduh tak pernah mengarah kepadaku. bila, cinta membawakan pesannya sendiri. Menjadikan degup jantung di dadaku, mampu kuredam. Semoga, kamu tahu perasaanku butuh kau balaskan.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me

recent posts

Sponsor

Facebook

Blog Archive

  • ►  2017 (2)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2016 (8)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2015 (17)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2014 (45)
    • ►  Desember (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (7)
    • ►  Maret (16)
  • ▼  2013 (16)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ▼  Agustus (6)
      • Kotak Kenangan
      • Semburat Senyum Senja
      • Kepergianmu
      • Bersama Waktu
      • Janji Senja
      • Semoga
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2012 (59)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (9)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2011 (116)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (16)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (14)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (14)
    • ►  Mei (17)
    • ►  April (14)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2010 (39)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (14)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2009 (12)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (2)

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates