Semburat Senyum Senja
Semburat senja membias memantulkan terpaan cahaya yang
menembus kaca jendela tempat aku sedari tadi melabuhkan lamunanku padamu. Di gerbong
ini, letupan rindu masih membekas saat kereta perlahan meninggalkan stasiun. Adakah
kamu tetap menanti meski tak ada kepastian? Aku memandang keluar jendela dan
membayangkan memori beberapa tahun silam. Cahaya senja akan selalu sama di
sudut sore. Akankah getaran di dadaku masih sama kala namamu disebutkan dan
perasaan luapan rindu hadir mendekap rasa. Aku masih menatap langit,
menyaksikan awan yang berwarna keemasan membentuk siluet yang indah. Merindukanmu.
Selalu saja menimbulkan getar di dadaku. Menerbitkan resah-resah tak kumengerti
dan perasaanku meluap seperti tak terbendung lagi. Setiap ingatan tentangmu
yang kusimpan, selalu saja menerbitkan kerinduan yang tak bisa kuhindari. Sesekali
muncul dan membuatku tersenyum lama.
0 komentar