Pada akhirnya kau akan berpikir untuk memilih apa yang ingin kau lakukan dan harus dilakukan. Sementara waktu seakan perlahan menggerus usia dan menyadari kau tidak mendapatkan apa-apa. Apa yang kau cari dari ketiadaan. Apa yang meresahkan dari kekhawatiran tanpa alasan. Dari mana rasa takut itu muncul dan menguasai diri. Apa sih yang tergambar di masa depan. Apa yang menyenangkan ketika menjadi dewasa. Kenapa ada kesunyian di antara keramain. Mengapa hati kecil ini gusar atas apa...
Aku tak pernah menyangka. Jika ujung sumbu itu akan meledak. Ketika luapan dalam dada berdebar dan kau menyalakan pemantik api untuk mengobarkan kepedihan hatiku. Bara kecil yang menyulut melepuhkan perasaanku. Kau bilang sahabat, tapi kau perlakukan lebih dari dekat. Denting kristal hujan yang jatuh di ujung daun meruak lahar yang menempa. Perih, luka. Pergilah jika itu harus. Matikan rasaku akan cinta yang menggebu. Bunuh ketika kau hunuskan kata, bukan untukku tapi untuknya. Kata rindu yang...
“Aku mau ngomong serius sama kamu, sambil makan malam aja.” “Di mana?” “Terserah kamu.” “Di tempat favorit kita ya.” Kau tiba-tiba mengirim pesan singkat. Tak seperti biasa. Aku pun terlonjak meraih jaket dan segera menembus jalanan yang kulihat langit mulai diselimuti mendung. Dengan kecepatan di atas rata-rata aku berusaha secepat mungkin bertemu kamu. Menepiskan keresahan yang terbit setelah membaca pesanmu. Sepanjang jalan, aku menerka-nerka. Apa yang ingin kamu sampaikan. Pikiranku terusik dan tak fokus menatap...