Sumpah Mati
Aku tak pernah menyangka. Jika ujung sumbu itu akan meledak.
Ketika luapan dalam dada berdebar dan kau menyalakan pemantik api untuk
mengobarkan kepedihan hatiku. Bara kecil yang menyulut melepuhkan perasaanku.
Kau bilang sahabat, tapi kau perlakukan lebih dari dekat. Denting kristal hujan
yang jatuh di ujung daun meruak lahar yang menempa. Perih, luka. Pergilah jika
itu harus. Matikan rasaku akan cinta yang menggebu. Bunuh ketika kau hunuskan
kata, bukan untukku tapi untuknya. Kata rindu yang selama ini kita sangkarkan
dalam tuah sakral. Kau sembahkan itu kepada karib kau kata lekat. Inginku
hujamkan benci yang tertanam melumpuhkan persendian hatiku. Butakan mata hatiku
tuk melihat hangat kasih cinta, yang terbagi untuknya. Seperti belati, kau
tancamkan rindu bukan padaku tapi untuknya. Menerbitkan kebencian dalam
kekekalan. Meretas sumpah akan cinta yang semena-mena, kini ditinggal pergi
pemiliknya.
0 komentar