Diberdayakan oleh Blogger.

Professional Time Waster


Di akhir pekan selepas pulang kantor, Gue bertemu seorang teman dan berbincang di kedai kopi. Asap masih mengepul di secangkir kopi, sedari menunggu hujan reda.
“Carilah ilmu sampai ke negeri China,”
Gue pun bertanya ke teman gue yang pernah sampai di sana, ”ngapain harus ke sana, kayak ada surga aja?”
Dengan lekas dia menjawab, “surga dari Hongkong!”
Jujur gue belum pernah ke Hongkong, jadi nggak bisa jawab apa-apa. Sebenarnya dalam hati gue telanjur iri. Gue langsung terkesiap sekaligus terpana. Kalo gue sampai ke Hongkong, siap jadi Gatot Kaca lagi. Ya, superhero Indonesia goes to Hongkong! Pasti seru. Sebelumnya, Gatot Kaca pernah nyasar di sini 
Sambil  mengaduk-ngaduk kopi yang masih panas, pikiran gue membayangkan berada di sana.
Tepat di tepi laut China Selatan, kota metropolitan Hongkong berpendar dan berkilauan di malam hari. Di sini lah gue sebagai Gatot Kaca akan terbang dalam rangka lawatan inspeksi dadakan sekaligus kunjungan resmi jalan-jalan. Bukan tanpa alasan Hongkong dipilih sebagai destinasi impian gue. Di sanalah menjulang tinggi gedung-gedung pencakar langit terbanyak di dunia. Pilar-pilar batu dengan titik-titik cahaya berpendar. Gatot Kaca akan duduk-duduk di rooftop sambil menikmati gemerlap cahaya kota. Sungguh mengagumkan, beberapa gedung dirancang oleh arsitek kelas dunia seperti I. M. Pei dan Norman Foster. Pemandangan landscape kota yang menakjubkan! 
Source: Chinatravelca

Selain itu, Hongkong menawarkan tiga surga yang bikin gue penasaran!
Surga Belanja
Gue akan jalan-jalan ke Mong Kok, distrik bermandikan warna-warni neon yang sangat memanjakan mata. Kemudian Gatot Kaca akan melewati toko-toko desainer kelas atas di sepanjang Canton Road dan bangunan mewah Peninsula Hotel di distrik Tsim Sha Tsui, Kowloon, serta Chungking Mansions. Gue bisa membayangkan aksi tembak-tembakan antar geng seperti di film-film terjadi di sini.
Source: 10best

Tak heran, Hongkong disebut sebagai surga belanja seperti di Ladies Market di Tung Choi Street, karena harganya yang terkenal murah. Gatot Kaca akan menyiapkan sejumlah uang untuk memborong kaus Bruce Lee yang jadi ikon, aktor laga yang melegenda itu. Kalo gue merasa gerah, tak sungkan masuk ke Langham Place. Mal yang megah itu pasti menyuguhkan barang belanja yang menggiurkan dengan tawaran berbagai diskon dari brand-brand ternama. Tak ketinggalan, Gift Shop Sky 100 untuk mencari oleh-oleh atau suvenir di Sky 100, bagian dari ICC (International Commerce Centre). Pengalaman belanja di atas ketinggian 393 meter terasa seperti di surga!
Source: Traveloscope

Surga Hiburan
Kalo Gatot Kaca lelah, gue akan naik MTR khusus ke Disneyland. Ya, gue akan ke Disneyland Hongkong, taman bermain yang spektakuler ini fardu ‘ain (wajib) masuk daftar list. Di sana gue akan banyak bertemu karakter Disney favorit, Cinderella, Elsa, Princess Aurora, dan Snow White. Bahkan, gue bisa bertemu Woody Toy Story di Barrel of Fun.
Source: HongkongDisneyland

Kabarnya, ada Stark Expo untuk mengetahui lebih dalam dunia Stark Industries yang menakjubkan! Sebagai sesama superhero, Gatot Kaca penasaran kostum kebanggaan Iron Man MARK III yang ikonik dilihat dengan mata kepala sendiri. Pasti hi-tech, pengen dong foto sama Iron Man! Tak hanya itu, terdapat Arc Reactor di Hall of Energy yang super keren, kemudian gue masih bisa ke Hall of Mobility untuk bisa menyaksikan Iron Wing yang bisa terbang. Menyenangkan, kita bakal terbang bareng!
Selain itu, gue bisa merasakan Iron Man Experience dengan memakai kaca mata StarkVision. Hal ini akan jadi pengalaman nyata tur udara yang tegang dan unik, tepat berada di atas ketinggian di Hong Kong Skyline – Hong Kong Stark Tower. Wah, benar-benar amazing!
Source: DiscoverHongkong
Puas dengan seluruh permainan wahana di Disneyland, gue akan menyambangi The Peak Tower. Ada jadwal reunian bersama selebriti papan atas, di Madame Tussauds Hong Kong. Gaya bukan main, kan? Diisi lebih dari 100 patung lilin yang persis mirip dengan aslinya. Gue akan bercengkerama dengan berbagai bintang kelas dunia. Sebut saja Jackie Chan, Presiden Amerika Barack Obama, Andy Lau, sampai Lady Gaga. Kabarnya Presiden Indonesia, Jokowi juga akan hadir di tempat ini. Ya, menemani presiden Soekarno. Sebagai Gatot Kaca, gue layak berada di tengah-tengah orang hebat seperti mereka. Kita akan wefie bareng! Hehehe…
Source: DetikNews
Source: DiscoverHongkong
Surga Kuliner
Keramaian malam hari dan aktivitas warga Hongkong di bawah sorot lampu neon, sejumlah hotel sederhana, dan restoran yang menjual aneka makanan seafood dan kari India akan jadi pemandangan menarik selama Gatot Kaca jalan-jalan. Setelah capek keliling, saatnya superhero tanah air goyang lidah! Ya, Gatot Kaca juga bisa lapar.
Gue akan menikmati beragam menu dimsum Above & Beyond di hotel Icon, tempat makan yang menghadap langsung Pelabuhan Victoria. Pemandangan berkelas ini disajikan langsung oleh Chef yang sangat terkenal. Ya, kenikmatan aneka dimsum dipadu dengan panorama indah menemani makan gue.
Sourche: Hotel Icon

Setelah puas ngemil dimsum, gue akan ke Yung Kee di Wellington Street-Central. Konon, Roast Goose rice terkenal di Hongkong. Ini akan jadi pengalaman pertama Gatot Kaca makan angsa panggang. Penasaran, kan? Ditanya soal makan, gue suka untuk mencoba-coba menu baru. Selain menambah pengalaman, menikmati daging angsa di lidah jadi referensi baru yang layak dicoba.
Source: Vkeong

Ketenaran Gatot Kaca di tanah air rasanya tak lengkap jika tak berkunjung ke Celebrity Cuisine yang terletak di Hotel Lan Kwai Fong. Lokasi langganan taipan dan selebriti Hong Kong ini jadi kesempatan Gatot Kaca bertemu dengan artis setempat untuk diajak kolaborasi. Siapa tahu, gue diajak main film. 
Source: LuxuryInsider

Paling terkenal di sini sup almon serta kepala ikan rebus yang sayang jika tidak dicoba. Kalo di tanah air kan enak tuh, gulai kepala kakap. Nah, gue mau nyobain kepala ikan rebus Hongkong! Kapan lagi mencoba sajian surga kuliner yang mewah dengan cita rasa kelas dunia.

Surga dari Hongkong! Ternyata memang benar adanya.
Tiba-tiba tepukan pelan di pundak, membuyarkan lamunan gue.
“Hey! Bengong aja, kesambet lu?”

Gue tersadar, “kesambet dari Hongkong!” sambil buru-buru nyeruput kopi.

Postingan ini diikutsertakan dalam kompetisi blog #WegoDiscoverHK“
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
“Untuk pertama kalinya aku berkenalan dengan wajah-wajah Jakarta yang tidak pernah kulihat sebelumnya”
Narasi yang cukup mengikat ketika menonton trailer Jakarta Undercover. Film dari buku Moeammar Emka ini bukan saja menarik tapi menyuguhkan potret realita wajah Jakarta yang humanis. Meski dibalut dengan ingar-bingar kehidupan malam tidak serta merta membuat film ini telanjang secara artifisial. Secara plot film ini memang seolah-olah menelanjangi kehidupan glamour-nya ibu kota. Tapi, acapkali kita luput untuk menyoroti hal yang selama ini enggan untuk diungkap. Bukan saja sebagai penikmat, tapi mampu menelusuri lebih dalam mata rantai bisnis hiburan dari pelaku, pemasok, bahkan faktor pendukungnya

Film garapan sutradara Fajar Nugros ini mampu menampilkan sisi Jakarta yang berbeda. Pesan yang subtil dan transisi shoot yang cantik. Bahkan, film ini naratif secara visual. Semua elemen dalam frame jadi signifikan; dari main cast, cameo, bahkan figuran. Menjadikan film ini terasa real. Set yang aesthetic dan memang sesuai kebutuhan cerita. Di mana banyak tempat-tempat yang asing kita jamah tapi cukup meyakinkan. Dari acting pemain cukup menjanjikan. Film ini memberikan garansi kualitas acting dari sekelas Baim Wong yang luput dari perhatian kita. Ganindra Bimo bermain sangat baik mengundang decak kagum begitu total memerankan awing. Oka sebagai Pras tampil sesuai proporsi karakternya pun cukup membuat saya bertepuk tangan. Sense sang sutradara dalam menerjemahkan narasi Mas Emka menjadi visual mampu terwakili dengan baik. Tak ada yang dilebih-lebihkan. Selain itu DJ Tiara Eve yang bermain sebagai Laura memberikan sumbangsih yang penting di film ini memerankan karakter PSK. Ada Nikita Mirzani yang juga memberikan fakta berbeda soal dunia prostitusi.
Cerita begitu dramatis. Tumpang tindih antara kebutuhan dan keinginan. Dilematis antara cita-cita dan persahabatan. Pras (Oka Antara) seorang pemuda yang merantau ke Jakarta demi mimpi jadi wartawan harus ikut terseret dinamika bisnis hiburan. Namun, hal itulah yang menjadi sumbu cerita di mana Pras merasa dirinya bisa jadi signifikan. Sementara, teman satu kos yang bernama Awing justru menjadi plot poin dari setiap fase dari film ini. Pras yang terinspirasi dari Djarwo, wartawan senior (Lukman Sardi) yang merekrutnya berjuang untuk pembuktian diri. Awinglah yang membawa Pras masuk di circle bisnis hiburan bersama Yoga—Bandar pesta Ibukota. Namun, dia harus bergelut dengan gejolak batin antara memilih kesetiaan tau kariernya.
Tentu saja, supply dan demand jadi penentu berputarnya roda bisnis yang dijalankan Yoga. Baik dari drugs (obat-obatan terlarang) maupun wanitanya. Dia pun mendapatkan asupan teman kencan dari Mama San, yang sangat baik diperankan oleh Agus Kuntjoro.
Jujur, banyak sekali adegan sensual. Nyatanya bukan dorongan nafsu yang timbul, tapi kita seperti disajikan lukisan yang realis. Indah. Bentuknya menjadi sebuah kekaguman penuh rasa syukur. Karena kita dipaksa untuk fokus pada cerita. Bukan pada elemen seksi, vulgar, dan pornografi. Saya cukup khidmat dan khusyuk pada aksi pemain. Scene demi scene yang membuat mata kita awas terjaga mengikuti alur cerita. Dialog yang terjahit rapi, dibantu transisi gambar yang dinamis. Pengambilan angle shoot pada beberapa set yang cukup bikin geleng-geleng kepala. Pesta yang tak pernah usai. Digelar dalam berbagai dimensi dan model.
Saya tidak akan banyak membocorkan point penting dari cerita film ini. Banyak scene favorit yang bisa saya tandai. Dialog Yoga dan Pras sedang menonton wanita bergoyang. Dialog Awing dan Pras pulang usai pesta dini hari melewati lorong gang sempit masih dalam kondisi mabuk. Set perjamuan yang berkelas makan sushi dengan pengalaman tak terbayangkan di rooftop. Dan, masih banyak yang lainnya.


Meski kental dengan drama, film ini nyatanya tetap memancing saya untuk tertawa. Banyak sekali bahan yang bisa ditertawakan dalam  Jakarta Undercover. Keseluruhan isi bahkan sebenarnya tercermin dari sosok orang gila di depan mini market tempat Pras dan Laura sering janjian bertemu. Orang “gila” dalam tanda petik, ambisi orang-orang di Jakarta yang harus bergelut antara kepentingan atau kesetiakawanan.
Pergesekan nilai ini jadi bumbu utama dalam cerita. Di mana arti sahabat menjadi dipertanyakan. Kalau setiap orang berusaha mengejar “mimpi & cita-cita” di Jakarta, lantas kepada siapa kita menggantungkan hidup? Lalu apa yang harus kita lakukan untuk menjadi signifikan? Saya baru melihat “anjing” dilafalkan dengan begitu fasih dan mendengar “kangen” diungkapkan dengan ledakan emosi yang dalam.



Sebenarnya film ini justru membuat saya sadar, Jakarta membuat saya berkenalan dengan wajah-wajah Jakarta yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Kalau kamu mau berkenalan, nonton film Jakarta Undercover! Mungkin kamu akan melihat wajah-wajah yang sebenarnya tak asing, malah ada di sekitar kita…
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me

recent posts

Sponsor

Facebook

Blog Archive

  • ▼  2017 (2)
    • ▼  Maret (2)
      • Surga dari Hongkong!
      • Moammar Emka's Jakarta Undercover: Sex Supermarket?
  • ►  2016 (8)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2015 (17)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2014 (45)
    • ►  Desember (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (7)
    • ►  Maret (16)
  • ►  2013 (16)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2012 (59)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (9)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2011 (116)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (16)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (14)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (14)
    • ►  Mei (17)
    • ►  April (14)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2010 (39)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (14)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2009 (12)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (2)

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates