Terkadang Tanpa Alasan

by - 02.26

Denting sore, gerimis kembali turun. Sungguh, aku masih bisa merasakan kehadiranmu. Jauh di dalam hatiku, ketika aku terbangun dan aku memeluk diriku sendiri. Menangis, karena aku begitu tak ingin kehilangan. Sementara cerita ini tak pernah kembali berlanjut dalam episode. Matamu, kala terpejam. Memancing senyumku. Kau begitu indah, di saat dirimu benar-benar terlelap. Walaupun seringkali api cemburu menyambar hatiku, aku tetap cinta. Manakah diantara senyumanku yang mengartikan dusta bagimu, sementara kedipan mata bisa sesekali terpejam. Namun titahmu menjelmakan bara. Mampu memanaskan api di dalam hatiku, kau masih bisa bermesraan dalam jejak kata yang tertulis di antara dinding maya. Ketika tak kulihat lagi celah dan ruang untukku berdiam. Sejenak, berdiri kemudian menetap. Walaupun untuk sementara. Bahkan, jika harus aku tak rela untuk membagi kepada siapa pun tanpa terkecuali. Aku tahu, itu hanya tawa untuk menghiburmu. Tapi di dasar lubang hatiku ada rintih, kemudian lirih menahan tangis. Aku cemburu, terkadang tanpa alasan. Karena hatiku tak lebih dari sekedar kepingan yang tak bisa dibagi. 

You May Also Like

0 komentar