Api Kebencian

by - 20.46

suatu malam, kulihat dirimu dalam sekejap mata dalam mimpiku. rupanya, kau bersama seseorang yang baru kutahu adalah impianmu. meneteslah salju dari kelopak mataku. senarai rindu berubah remuk tanpa redam. bahkan tanpa kutahu, kau terlibat dalam ciuman penuh gairah dalam pikiranmu. aku tahu, aku tak bisa mencegah gumpalan awan yang kini menjadi hujan yang deras. kau hanya terdiam, aku telah bicara tapi entah tak ada suara. kau pun bergeming tanpa berucap kata. sejak, hatimu selayang pandang ujung daun di musim gugur yang jatuh terkulai di antara tumpukan daun kering cemara. maka, aku menjadi sehelei tisu yang mulai basah oleh gerimis. aku tak mengerti arti pengkhianatan, ketika permukaanya saja terasa menyakitkan. ujung mata pisau itu seakan mengintai dadaku. hujamkanlah, jika itu akan membuatku mati. siapa yang tahu ketika hati terikat rasa sementara pikiranmu berfantasi dengan orang lain. bahkan, diam-diam dalam tidurmu kulihat kau berpelukan. bukan padaku, miris. maka biarkan lah hati ini berdarah karena aku tak mampu berpikir dan mewujudkan orang lain dalam kepalaku. kau, telah menyalakan api kebencian.

You May Also Like

1 komentar