Takut

by - 03.05

Aku takut bukan berarti lemah, tapi jatuh dan mencintaimu semakin mendekatkanku pada masalah. Jika rencana tentang kita mewujud nyata dan harap ini menanti takdir. Lantas kepada siapa kita menabur doa, sementara kuil-kuil telah sepi karena lantunan peri tak terdengar lagi. Bahkan, gemuruh dada pun berdusta. Lalu kepada siapa aku harus percaya. Sementara cinta menyisakan ketakutan akan kehilanganmu. Mendekap dalam sepi dan tak habis merindukanmu. Menghitung pertemuan dan mengekalkan cinta pada ingatanku. Pada setiap mimpi yang berusaha kurangkai, membayangkanmu hadir. Jika, semua akan indah pada waktunya. Lantas, kapan? Ketika waktu-waktu indah bersamamu semakin menipis. Jika keyakinanku dapat diperbarui, apakah waktu dapat diperbarui dan cinta yang indah akan menemukan waktunya?

You May Also Like

0 komentar