Diberdayakan oleh Blogger.

Professional Time Waster

Akhirnya setelah sekian lama merantau di Jakarta, gue bisa pulang ke kampuang halaman di Cirebon. Berhubung harga tiket kereta yang melonjak setiap weekend gue selalu ambil kuda-kuda menjelang pulang. Berburu tiket murah kereta sekarang susah-susah gampang, susah dulu, susah lagi baru gampang. Terlebih lonjakan penumpang yang merantau ke Jakarta semakin banyak setiap tahun. Bocoran dari walikota Jakarta diketahui lonjakan urban yang datang ke ibu kota semakin meningkat. Jadilah setiap weekend gue menahan diri untuk pulang,  bukan karena nggak dapat tiket tapi ya karena mahal juga.
Mak, gue pulaaang!

Sekarang, setiap pulang gue selalu bernostalgia mencicipi makanan khas kota kelahiran gue sendiri. Ya, mengobati rasa kangen karena lidah ini sudah terkontaminasi dengan menu-menu ala Eropa. Padahal, jarang juga, sih gue makan western. Biasanya, kalo nggak warteg ya makan di bundo-bundo Padang. Sekalinya pulang, gue bakal berburu makanan khas daerah gue. Dari yang pasaran sampai mall-an. Gue bakal hunting makanan baheula sampai makanan terkini. Selain itu, gue bakal ngasih rate buat setiap makanan yang berhasil gue temukan.
Bisa jadi gue bakal datengin salah satu rumah makan dan review makan satu per satu, wedeeh. Bakalan kenyang mampus tuh gue makan segitu banyak. Postingan kuliner gue juga bakal ngomongin cita rasa dan komposisi, jadi setidaknya kalo mau racik sendiri juga bisa.
Berhubung di Cirebon gue cuma sebentar dan waktu banyak dihabiskan di rumah, kali ini gue mau ngasih tahu kepada pembaca salah satu the most delicioso in Cirebon! Letaknya berada di Jalan Batembat, pinggir jalan. 
Salah satu tempat makan strategis dan gampang dicari. Meski minim lahan parkir, tapi ada petugas yang ngarahin mobil agar tidak parkir di tengah jalan.
Nama tempat makannya adalah Empal Asam dan Empal Gentong H. Apud. Dung dung Jess!
kanan-kirinya juga rumah makan empal, tapi ini tiada duanya!

Jangan heran banyak mobil terparkir di halaman depan, ratusan motor berjejer rapi di sisi kiri. Rumah makan ini laris manis tanjung kimpul, ada gadis manis pasti banyak cowok ngumpul. Tempat ini benar-benar menyuguhkan hidangan istimewa bagi pecinta kuliner berkuah, karena tiga menu andalah di rumah makan ini bener-bener ajib. 
lahan parkir terbatas, tapi cukuplah

Begitu turun dari parkiran, aroma kuah empal yang gurih langsung tercium.
Gue pesan satu porsi, mamang-mamang yang kipas-kipas sate menoleh ke arah gue. Tergiur dengan potongan daging kambing yang ditusuk itu akhirnya gue juga pesan. Hari ini, gue makan satu porsi sate, empal asam, dan empal gentong. Hajar bleh!
Mamang-mamang sibuk melayani pembeli yang lain. Di depan gerobak empal Mamang itu dengan telaten dan sabar memotong daging dengan cekatan. Pesanan yang ordernya datang satu kali dalam semenit itu membuat Mamang harus cepat dalam bekerja.
Mamang A bertugas potong daging empal gentong

 Begitu gue datang Mamang tersenyum ramah, sebagai putra daerah gue bisa bahasa Cirebon.
“Mang kita tukue empal gentong siji, sate sepuluh tusuk bae, karo empal asem yo, Mang. Aja klalen dipai bawang abang, kecape aja kakeh.”
Pasti nggak ngerti ya?
Mamang B bertugas potong daging empal asem

Mamang itu tetap fokus potong daging dengan pisau tajamnya. Mamang yang lain kipas-kipas sate, gue mangap-mangap kena asap. Daripada baju gue bau sate kambing gue masuk ke dalam. Suasana rumah makan ini homy banget. Kaya mampir ke rumah tetangga, meski si tuan rumah selalu bilang, “Anggap aja rumah sendiri.” Gue mengambil duduk di salah satu sudut yang nyaman.

kursinya terbuat dari rotan Cirebon!

Menanti seporsi sate pesanan gue.
Jeng... jeng... jeng! Inilah sate kambing. Ayo ucapkan bersama-sama, “Sate Kambing!”
sate kambing perjaka!

Hahaaa. Dari dulu sate kambing juga bentuknya gitu-gitu aja. Tapi, jangan salah, daging kambing pilihan di rumah makan H. Apud ini berbeda. Katanya diambil dari kambing muda yang siap potong, udah matang dan mapan. Kambingnya juga harus yang bersih dan wangi biar dagingnya empuk dan enak dikunyah, ngaruh ya?
Setelah potongan daging sate disiram kecap manis, dan sedikit perasaan jeruk nipis, gue comot satu. Enak! Gue ambil lagi dua, tiga, sampai lima. Padahal, nasi belum datang. Sabar menunggu tiba deh giliran makanan dari surga empal gentong itu hadir di meja diantar oleh pelayan yang jalan gemulai. Tapi ya saudara-saudara seiman dan setakwa, jangan banyak-banyak makan empal gentong, karena kan dagingnya itu daging jeroan jadi diatur makannya.
Terhidang di depan mata gue semangkuk empal gentong dengan kuah kuning yang gurih, potongan tipis babat, usus, dan pilihan organ dalam itu siap berpindah ke dalam mulut gue. Asap bening masih mengepul di atas mangkok. Sepiring nasi putih hangat pun berada tepat di sebelah mangkok dan siap disendok.
Sebelum Inem, si pelayan seksi itu pergi gue minta tolong pesan minum es teh segar. Lengkap sudah, seporsi sate kambing, semangkuk empal gentong, empal asam, dan sepiring nasi putih plus es teh. Ngoahaha
apa pun makanannya, minum teh botol!

Empal gentong ini adalah empal yang dimasak di dalam gentong menggunakan bara api, biasanya juga bara dari batok kelapa. Kenapa harus batok kelapa? Karena tingkat panas bara batok kelapa tahan lama dan tidak meninggalkan bau serta asap yang pekat. Menu daging empal gentong sebenarnya bisa pilih sesuai selera, mau isi daging, usus, babat, organ dalam, ataupun organ vital. Bahkan, menu pendampingnya juga bisa nasi maupun lontong.
Soal citarasa, setelah sendok pertama gue seruput kuah kentalnya yang creamy santan itu emang maknyus. Butiran daun kucai pun terasa lidah selain bawah goreng. Gurihnya kuah ditambah dengan potongan daging yang empuk membuat lidah gue bergoyang dangdut saking enaknya. Mata gue merem melek karena panasnya. Endes, Cyin.
Sendok demi sendok tandas masuk ke dalam mulut gue. Tanpa dosa gue pun melahap satu lagi, empal asam. Empal asam ini adalah sama-sama empal. Bedanya, kuahnya lebih bening dan rasanya asam segar. Dagingnya pun sama, bisa pilih, boleh juga ditambah tulang lunak maupun tetelan daging lainnya. Biasanya, lebih gurih kalo dapat daging kikil, dijamin nagih. Untuk minum lebih segar es duren atau es kelapa muda untuk menetralkan panas kuahnya. 
Buat pecinta kuliner yang doyan makan berkuah dan sate kambing muda, rumah makan H. Apud ini rekomended banget. Lokasi strategis pinggir jalan sangat mudah dijelajahi, begitu pun harga yang bersahabat dan terjangkau.
Gue makan di tempat itu nggak pernah bosan, dulu rumah makan ini masih kecil dan hanya beberapa meja. Sekarang udah ngantre yang beli dan laris manis tanjung perak, gadis manis minta ditembak! Itulah jalan-jalan makan versi gue di Cirebon yang asyik menunya.
Nantikan jalan-jalan makan di lokasi lainnya. Sampai jumpa.


Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Menikmati kasur empuk seperti marshmallow di Festive hotel, gue bangun pagi dengan malas. Menggeliat sebentar dan merangkak menuju balkon berharap menemukan oksigen segar udara Singapura. Begitu tirai disingkap dan jendela berhasil gue buka, terpampang nyata di depan mata pemandangan sunrise yang menghangatkan hati. Begitu kilau terpaan sinar mentari sampai ke retina gue, mendadak lirik-lirik puitis bermekaran.
kepada bias langit melukis senyum sehangat pagi
Gue tentu saja nggak puas cuma menyapa mentari dari balkon. Segera turun ke bawah dan joging ke bola dunia berputar. Ternyata sesampainya di sana sudah rame, gue nggak bisa senam SKJ48. Sambil menghirup napas satu dua yang segar, gue bisa pemanasan di sebelah kolam. Meski dalam hati gue pengin banget nyebur ke kolamnya. Tetapi, gue nggak mau Gatotkaca digiring polisi karena kedapatan nyemplung basah kuyup nggak bisa terbang di USS.
Pagi aja udah rame gini

Setelah badan lumayan segar dan keringat jagung menghiasi tubuh, gue kembali ke hotel dan mandi. Bersiap-siap karena pagi ini gue sarapan di tempat spesial. Gue bakal sarapan dengan boneka kesukaan gue di masa kecil, Sesame Street!
Akhirnya gue terkenang kembali beberapa tahun silam saat masih kecil. Ketika gue suka banget duduk depan televisi nonton Sesame Street. Gue pas masih ingusan makan bubur ayam pake sendok kecil, ngelihatin Cookie Monster dan ikutan mangap-mangap nggak jelas. Alhasil, bubur di mangkok gue tumpah belepotan ke mana-mana. Gue tetap mangap-mangap kaya ikan koi sariawan. Sejak saat itu, gue suka makan biskuitnya dibanding dicairin jadi bubur. Dan kejadian bubur bayi tumpah tidak terjadi lagi.
Siapa, sih Cookie Monster?
Cookie Monster adalah tokoh Muppet fiksi dari acara televisi anak-anak Sesame Street. Ia terkenal dengan nafsu makan yang sangat rakus
"Me want cookie!"
"Me eat cookie!"
"Om nom nom nom"
Kalo udah ngomong kaya gitu biasanya mulutnya penuh makanan.
dia makan nggak pernah pake sendok! ajaib
Gue pun udah siap bersama Mas Ariev, Mbak Astri dan Si Mbok Venus buat Sarapan, udah rapi dan wangi. Masuk ke areal Universal Studio Singapore. Kita pun berfoto dulu sebelum sarapan di depan Egg Easter Island.
Muka-muka belum sarapan.
 Lalu dengan semangat kita menuju Jalan Sesama yang tidak jauh ditempuh dengan jalan kaki. Kehangatan pagi sinar mentari seakan memberikan dorongan bagi gue untuk menjemput Cookie Monster.

Gue mengekor Mas Ariev dan Si Mbok aja

lewat sini jalan harus akur terhadap sesama!

Si Monster biru lagi ngunyah biskuit
Makanan yang tesaji pun beraneka, pokoknya puas. Gue bisa milih sambil merem, makan banyak. Sampai Mas Ariev takjub ketika piring ketiga gue tandas. Sampai Gue memilih cupcake lucu-lucu tentang Sesame Street yang imut. Mendadak gue nggak tega makannya.

lucu-lucu, kan?
prasmana disambut sama Elmo dan Cookie
bebas pilih kayak kondangan, yippi!

Nggak cuma gue yang beruntung makan pagi dengan karakter Sesame Street. Gue menoleh kanan kiri dan semuanya anak-anak. Gue mendadak diam, tapi biarin aja. Anak-kecil itu canggung ketika didatangi oleh Cookie Monster. Berbeda dengan gue yang girang, rasanya pengin gue peluk tuh Cookie Monsternya.

anak kecilnya mau dimakan juga!

Di sebelah pun ada store bagi yang ingin beli oleh-oleh, siapkan uang yang cukup ya. Gue makan nggak fokus karena Cookie Monster datang dan melambai-lambai ke arah gue. Kesempatan itu gue manfaatkan berfoto dengan tokoh karakter kesukaan gue di masa kecil yang bikin gue belepotan makan. Cookie Monster!
tangan Cookie, What's Up Yo!

Setelah kenyang sarapan pagi, mencoba banyak menu dan kudapan, minum susu segar dan ditutup dengan perut kekenyangan. Gue dadah-dadah kepada Elmo dan Zoe yang sempat berfoto bersama. KYAAAA... AAAAK! Pengin meluk banget!

Senangnyaa... Sarapan kenyang!

Sebagai Gatotkaca gue nggak boleh kelihatan norak, akhirnya dengan elegan meninggalkan mereka dan melanjutkan libruan seru di Universal Studios Singapore.

Nantikan keseruan lainnya selama di Resort World Sentosa bersama gue. Sampai Jumpa.
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Setelah check in dan ganti kostum, Gatotkaca turun ke lobi untuk makan siang. Makan siang kali ini terasa begitu istimewa bagi gue. Di meja tersebut gue berhadapan dengan Roy Saputra, Sarah Puspita, Adam & Susan, dan Si Mbok Venus. Kami saling bertukar cerita. Gue pun dapat kartu nama dari Mbak Susan yang lucu destinasi favorit perjalanan mereka. Setelah menyantap sepiring nasi briyani daging rendang sampai tandas, akhirnya koordinator pelaksana kami datang dengan kekuatan sihirnya.
“Lo mau makan apa? Tinggal bilang sama gue, tunjuk gambarnya dan makanan muncul di depan lo!”
Widih, Harry Potter aja nggak punya mantra munculin camilan kembang goyang, atau sepiring ketoprak saus kacang. Ms, Anggi—begitu namanya disebutkan seperti ibu peri yang mengabulkan segalanya. Dia memperkenalkan diri dan berbincang tentang kesan perjalanan. Sedikit mereview Resort World Sentosa dan program-program barunya.
"Next invite gue lagi ya, Mbak"
Miss Anggi yang mengeluhkan harga biji pete yang dinilai mahal di Singapura. Pada sesi itu gue banyak bertanya tentang rundown acara. Kesempatan yang baik untuk mengakrabkan diri dengan teman baru perjalanan.


“Wees, udah nggak sabar, nih? Tenang aja, sesuai rencana kalian akan dapat kejutan!” kata Miss Anggi.
“Waah! Asyik dapat kejutan.”
Masing-masing kami mendapatkan amplop putih lebar berisi tempat rekreasi yang dituju, tiket, beserta name tag. Gue deg-degan takutnya kebagian ngumpanin makan hiu, bisa jadi gue ikutan dimakan. Kalo apes, gue bakal kebagian tugas ngajarin bayi ikan pari gerakin sayapnya. Beruntung, gue kebagian kunjungan ke S.E.A. Aquarium bersama Si Mbok Venus. Seharusnya, sih gue bareng Mas Ariev—berhubung dapat flight malam, kami bercerai dulu. Kami (baca: gue dan Si Mbok) diantar oleh Ms, Anggi menuju S.E.A Aquarium. Ini akuarium bukan sembarang akuarium, lho guys! Begitu gue masuk ke dalam arena, gue disuguhkan pemandangan ujung kapal Ko Ping Ho gede banget yang difungsikan sebagai mini stage theater.



  
Gue dapat tiket sakti tanpa antre dan ditemani seorang guide dari India bernama Vicky Raj. Dia tahu banget tentang seluk beluk S.E.A Akuarium ini. Di sisi kapal tersebut ada pameran dan museum yang berisi koleksi-koleksi bersejarah dunia maritim.



   
Ada layang-layang Malaysia, Ada sejarah kelautan. Ada juga sejarah Columbus yang pengin nembus India cari lada hitam, padahal harusnya mampir ke Indonesia biar nemu kapulaga. Setelah melewati geladak kapal, Vicky menuntun kami sampai ke dalam kapal yang berisi hewan-hewan besar, Ada badak bercula satu, jerapah, dan hewan lainnya. Setelah gue melihat posisi jerapah, gue kasihan pasti lehernya pegal karena ngedongak terus.



Berikutnya kami dibawa oleh Vicky memasuki akuarium raksasa ini, melihat aneka ragam biota laut. Menyusuri lorong akuarium yang besar. Amazing! gue bisa lihat ikan mangap-mangap kecapekan berenang. Ada juga ikan bergerombol. Ada juga ikan mojok sendirian galau ditinggal sama teman-temannya. Hidup kadang nggak adil ya, gue di darat ikan di laut.

Dari lorong terlihat seorang penyelam melambaikan tangan ke arah kami. Sebenarnya, dia sedang menyampakan sebuah pesan tersirat kepada pengunjung. karena mulutnya tersambung dengan tabung oksigen yang keluar dari mulutnya hanya gelembung udara. "Selametin gue di sini, mana kamera! gue udah dadah-dadah dari tadi. gue nggak cocok kerja di air, dari tadi gue sendawa masuk angin!" 
Kasihan, nggak ada yang ngerti bahasa kodenya, lebih rumit dari kode cewek yang jarang ikut kelas pramuka pengin nembak gebetan pembina paskibra. 

Gue bisa lihat ikan-ikan berenang berjamaah di atas kepala gue, mereka meliuk-liuk menampilkan atraksi berenang yang luar biasa. Gue yang berguru kepada padepokan silat bunga teratai aja nggak bisa tuh ngeluarin jurus kuda laut di dalam air. Benar-benar pemandangan yang mengundang decak kagum.

Setelah lorong akuarium, kaki gue terhenti dan terdiam. Detak jantung gue berpacu tak keruan. Di depan gue ada anak kecil berusia kurang dari lima tahun berdiri sambil melihat ke bawah. Gue terpaku dan mengikuti arah pandang anak kecil tersebut ke bawah. Dan ternyata, gue berdiri di atas kaca akuarium yang di dalamnya terdapat hiu berenang dengan santainya menunggu menu kudapan. Gue mulai khawatir. Di bawah gue air! Air laut! tambahin potongan wortel, kubis, dan potongan daging ayam jadi sop ayam!
Tiba-tiba gue merindukan sosok Mas Ariev, harusnya dia di sini bertugas menenangkan gue. Si Mbok yang melihat reaksi gue berlebihan hanya mampu bersandar di dinding kaca akurium, tangannya menepuk pundak gue pelan.
"Ono opp tho, Nduk?"
"Aku Rapopo, Mbok."

Meski Vicky Raj berulang kali meyakinkan bahwa lantai yang gue injak aman, gue tetap agak cemas. 
“Ini aman, kacanya tebal, dan bobot tahan beratnya mencapai ratusan kilo.”
Karena ngomongnya belepotan dan cepat gue jadi kurang menangkap maksudnya. Gue pengin cepat-cepat pindah dari lantai bening ini. Dan masuk lebih dalam. Ruangan di S.E.A dibuat seperti labirin yang berliku, ada panel-panel khusus. Setibanya kami di bagian panel kecil, mata gue dibuat kagum dengan ciptaan Tuhan. Berkali-kali gue ucapkan rasa syukur, karena hidup di darat tak perlu berenang seperti mereka. Salah ya. Gue takjub terhadap keindahan biota laut yang bisa gue saksikan sendiri.




Berkat Vicky Raj gue dijelaskan berbagai nama jenis ikan yang banyak sekali. Gue sampai nggak hapal dengan baik satu per satu. Bukan saja jenis ikannya yang beraneka ragam, koral dan terumbu karangnya pun banyak macamnya. Ini bisa mengedukasi pengunjung yang tertarik dengan biota laut.





Selain itu kami dibawa lebih dalam ke akuarium raksasa yang lebih dalam. Isinya ikan hiu, ikan pari, dan ikan-ikan kelas kakap lainnya. Kalau saja gue nelayan dan membawa jala, bakal gue jala tuh ikan banyak banget, gue masukin ke kaleng kemasan. Jadilah sarden rasa baru! 





Puas dengan Si Mbok menyapa ikan-ikan. Kami sudah disuguhi dunia laut, pesona, kekayaan, dan kehidupannya. Selama ini gue hanya melihat daratan dan akhirnya tersadarkan ada dunia laut yang begitu menakjubkan. Pengalaman seru, menyenangkan, dan edukatif selama mengelilingi S.E.A. tak akan pernah terlupakan. Hal ini benar-benar wow menurut gue dengan pemandangan memukau.

Setelah capek, kami pamit kepada Vicky Raj karena masih banyak agenda kegiatan kami selama berlibur di Resort World Sentosa. Sampai Jumpa lagi!

*) Semua hasil dokumentasi diambil dengan kamera ponsel Samsung Galaxy Young 
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Kemarin gue dapat Tiket menang kuis dari Samsung nonton latihan Running Man. Gue exited karena bakal seru lihat Yu Jae-suk lari-lari di GBK. Karena ada acara di Istora Senayan sekaligus ngemsi Jakarta Book Fair gue telat konfirmasi ke panitia. Acara tanggal 1 Juni lalu tiketnya dibatalkan sepihak sama penyelenggara kuis gara-gara gue telat konfirmasi. Kecewa, jelas. Marah-marah, iya. Pacar gue sampe ngambek karena tiba-tiba kita nggak jadi nonton.
Susah ya kalo ngebujuk pacar lagi marah. Muka gue digantengin, pacar tetep cemberut. Gue ajak dia  jalan ke mal daerah Satrio, Lotte Avenue. Naik lantai dua, ada brand Jepang jual baju-baju. Dan ternyata ada Cony dan Brown karakter Line. Gue lirik pacar gue mulai senyum, dia tiba-tiba bergairah.
“Connyyyy.... AAAAaak... Brooown....”
Gue juga girang, lihat Cony kaya marshmallow raksasa.
“Cooonyyyy....” teriak gue sambil mangap kelaperan.
Gue foto di sebelah Cony dan Brown. Pacar gue udah nggak ngambek lagi. Ngobatin pacar gue kalo nggak eskrim, ya eskrim. Gue baru tahu nemu dua boneka gede Cony dan Brown bisa ngobatin ngambeknya.
thanks Cony and Brown save my girlfriend

Beres beli baju edisi Line, perut gue kaya pos ronda kemalingan kentongan—hansip pergi ke masjid minjem toa. Bunyi kruyuknya mpe kedengeran sekampung!
Mampirlah di kedai makan Jepang karena gue suka teh Ocha. Abis makan semoga moodnya balik. Dia udah lihat hasil foto-foto sambil senyum. Gue lega, pacar gue senang.
abis makan nyengir

Pacar: Untung ada Brown mood aku jadi balik
Gue: Iya, lucu-lucu ya
Pacar: Iya kalo pake kaus Line nonton Running Man pasti tambah lucu
Gue: Kan, kita nggak jadi nonton Running Man *datar*
Pacar: APPPAAAA? Aku mau nonton!
Ngambek lagi, sial. Obatnya kurang mujarab.
Gue mikir gimana ya caranya dapat tiketnya. Dengan gigih biar gue kelihatan macho di depan pacar, gue telepon panitianya.
“Haloo... Mbak, ini saya pemenang kuis.”
“Maaf, paha ayamnya habis, Mas.”
Salah nomor.
Gue telepon lagi,
“Halooo... Mbak, saya udah menang kuis, kok tiketnya dibatalin. Nggak bisa gitu dong, Mbak. Tahu nggak, gara-gara mbak batalin tiket, pacar saya ngambek!”
“..........”
“Mbak nggak tahu sih, rasanya menang kuis seneng tapi tiketnya nggak dikasih padahal acaranya hari ini.”
“..........”
“Mbak, saya suka Running Man. Udah nonton dari episode pertama. Sejak kang Gary lompat di stadion nyengir kuda saya udah nonton.”
“Maaf, Mas. Memang sudah tidak bisa karena nama Mas tidak masuk list.”
Sial. Udah marah-marah, nggak dapat tiket juga. Pasrah, menengadah langit-langit dengan kedua telapak tangan, mata terpejam. Berdoa dimulai.
“Tuhaaaan, kenapa hidup ini nggak adil?”
Gue ngelirik pacar di sebelah yang manyun. Gue nggak kehabisan akal, kalo menang dapat tiket gue harus dapat tiket!
Bermodal nekat dan kesungguhan hati tulus menyenangkan pacar gue pun berangkat menuju GBK seolah-olah dapat tiket.
Pacar: Gimana dapat nggak tiket
Gue: kalo ada sisa pasti dapat
Pacar: Apa? Jadi buat aku kamu ngasih tiket sisa
Gue: yang penting, kan nonton?
Pacar: ..............
Gue: Aku udah usaha yang penting
Pacar: kalo nggak dapat gimana?
Gue: ...........
Sesampainya di GBK. Penoton tumpah kaya pasar kaget hari Minggu. Abege bertebaran di mana-mana. Huruf hangeul Korea mewarnai baju mereka. Mata gue siwer nggak bisa baca. Gue telepon panitia dari Samsung.
“Mas saya udah di GBK, nih.”
“Di pintu mana?”
Keadaan sudah membeludak penonton yang antre masuk di pintu. Gue mencari nomor pintu di sudut luar stadion. Siang yang menyengat itu tak menyurutkan niat gue memburu tiket. Pacar gue ngekor di belakang jalan kaki tambah manyun.
Pacar: Di mana sih, lama banget, capek tahu!
Gue: Sabar, Sayang.
Gue berjalan dari pintu IX ke pintu VIII searah jarum jam. Artinya gue melewati X, XI, XII, I, II – VIII. Gue nggak tahu kalo rutenya bisa dibalik. Padahal, kalo jalan dari IX ke VIII arah jam rusak lebih deket. Sial. Tambah capek dong. Gue udah muter hampir satu lap putaran.
Nemu panitia dari Samsung, gue bilang pede.
Gue: Mas, Saya pemenang kuis.
Samsung: Namanya siapa?
Gue: Edo! *nada dibentak biar tegas*
Samsung: Wah, maaf Mas. Namanya tidak ada di daftar, nggak bisa dapat tiket.
Gue: memangnya nggak bisa diusahakan, Mas? Plis
Samsung: Gue coba tanya dulu ya, tapi tunggu aja sampe pemenang lain datang semua.
Gue ngelirik pacar semoga nggak dengar apa yang dibilang Mas Samsung yang pegang tiket tapi pelit nggak bagiin ke gue gara-gara telat daftar. Gue depresi.
Dari jam 3 – jam 5 nunggu nggak jelas, detak jantung gue nggak keruan. Udah mana capek, pacar gue ngambek, nggak ada kepastian juga dapat tiket apa nggak.
Ini ya rasanya digantungin.
Orang sabar pantatnya lebar, gue nunggu lama duduk di trotoar semen yang kurang pasir jadi nggak rata, sakit. akhinya Mas Samsung manggil gue. Mata gue berbinar-binar pasti mengabarkan ada tiket buat gue.
Akhirnya, doa gue didengar.
Samsung: Mas sendiri apa berdua.
Gue: Berdua, Mas!
Samsung: Ini, tiketnya.
Horray! Gue dapet tiketnya juga. Gue sodorin ke pacar yang juga girang senang. Ah, usaha keras tak akan mengkhianati. Gue pun ikut antre khusus karena dapat tiket VIP. Senangnya, nonton Running Man juga.
kepikiran jadi calo, tapi malu sama pacar.

Pacar gue udah seneng, gue cubit dia. Dia cubit balik gue. Di bawah payung kami berteduh berdua menghindari terik matahari. Dia ambil botol mineral ukuran sedang, dia teguk pelan. Gue ambil botol mineral dia, gue teguk cepat. Haus. Pacar gue mendelik.
“Segaaar!”
Kami masuk dan duduk di bangku kuning. Tepat di belakang kursi, empat orang asli negeri ginseng itu juga ikut nonton. Terdengar bahasa Korea di telinga gue.
Korea 1: 쇼가 곧 시작
Korea 2: 예 곧 시작
Korea 3: 여기서 장인 사테
Korea 4: 예 잘 생긴 한국 업체
Gue nggak ngerti, meski pernah ikut kelas Bahasa Korea satu semester dengan Sengsongnyim. Pacar gue menatap lapangan dengan pandangan berbinar. Di bangku penonton sudah diisi dengan fans Running Man yang bersemangat menyambut oppa-oppa. Beberapa kali penonton tertipu dan berteriak histeris karena menyangka pemain sudah memasuki lapangan.
Sampai mobil-mobil mewah satu persatu masuk stadion. Memang, mereka selalu satu member Running Man satu mobil. Pacar gue mulai bersemangat. Gue ikut bersemangat. Empat orang Korea di belakang gue teriak-teriak kaya kepedesan bon cabe. Begitu member Running Man muncul disambut teriakan histeris penggemar meneriakkan satu per satu nama dengan kompak.
“Lee Kwang-soo!!!”
“Kim Jong-kook!!!”
Begitu nama disebutkan, anggota Running Man yang merasa terpanggil tersenyum lebar ke kamera dan merespons melambaikan tangan. Hal itu juga disambut dengan teriakan fans yang lebih kencang lagi.
Mereka berbaris di atas panggung kecil di tepi lapangan. Para awak media meliput, memotret, dan mewancarai mereka. Mata gue lebih tertarik pada Merchandise dari sponsor acara Kakao Talk. Bonekanya lucu!
Setelah sebentar diwawancari satu per satu anggota Running Man meninggalkan lapangan. Dikabarkan tidak jadi latihan. Seluruh persendian gue lemas. Kaki gue lumpuh tak berpijak tanah. Gue nggak tahu mau ngomong apa lagi. Setelah seharian melewati berbagai halangan, setelah dapat tiket pun latihan nggak jadi
Gue: gini doang nih?
Pacar: Iya, tapi aku senang, kok.
Gue: mana latihannya?
Pacar: gara-gara pesawatnya delay jadi telat datang, terus nggak jadi latihan karena kemaleman.
Lumpuhkanlah ingatanku hapuskan hari ini... rasanya gue pengin nyanyi itu. Naik ke panggung tepi lapangan dan bernyanyi di depan ratusan fans Running Man. Gue nyanyi lagu Momo Geisha pake bahasa Korea. Biar seluruh anggota Running Man tahu, sadar, dan ikut merasakan perjuangan gue sampai di stadion dan berakhir dengan kekecewaan yang mendalam. Tapi yang ada gue nyerocos bahasa Thailand kebanyakan tom yam, khaw lay khaai... hap nom heeu... swadikhaaa...
tampang nahan kesel campur nahan pipis, pacar gue tetep Peace!
Nggak jadi latihan, gue cuma ngelihat batang hidung mereka 10 menit. Fyuuh... Huuuft... Banget.

*) siapa yang nonton Running Man kemarin, share dong di kolom komentar
Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar
Newer Posts
Older Posts

About me

recent posts

Sponsor

Facebook

Blog Archive

  • ►  2017 (2)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2016 (8)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2015 (17)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Januari (3)
  • ▼  2014 (45)
    • ►  Desember (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (1)
    • ▼  Juni (5)
      • One Day Trip Cirebon Culinary
      • Breakfast with Cookie Monster in USS
      • S.E.A Aquarium Resort Wold Sentosa Memanjakan Mata
      • Nonton Running Man, Asean Dream Cup
      • Miris
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (7)
    • ►  Maret (16)
  • ►  2013 (16)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2012 (59)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (9)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2011 (116)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (16)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (14)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (14)
    • ►  Mei (17)
    • ►  April (14)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2010 (39)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (14)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2009 (12)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (2)

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates