Lampu Mati
Bertahan di bawah terik siang membakar peluhku. Ada hela
saat kudorong bongkahan kayu dan piring yang berserak. Toples kaca yang retak
dan sendok terpelanting jauh. Di atas aspal, kita beradu. Aku melajukan baja
besi sementara kakek tua mendorong gerobak. Hantaman keras awak mobil tak terhindari
membentur dagangan es cendol.
Kakek tua tertatih tak sanggup berdiri. Aku mendekatinya. Kalau
saja lampu di pertigaan itu tak mati. Mungkin, tragedi ini tak jadi berita. Kakek
tua sesenggukan karena plastik hitam berisi lembaran uang pun jatuh. Aku melihatnya
iba.
Semua orang berdiri menonton kami. Puluhan pasang mata
menyaksikan sambil berdiri. Sementara tak ada satu pun yang membantu kakek tua.
Lalu seorang pemuda berkalung kamera mengarahkan lensa kepada kami berkilat
lampu menyilaukan.
Aku, terkejut melihat tubuhku masih berada di dalam mobil.
0 komentar