Diberdayakan oleh Blogger.

Professional Time Waster



Review: The Hunger Games: Mockingjay Part 2


Selain karena berita The Hunger Games: Mockingjay – Part 2 mendominansi box office akhir pekan ini dengan debut USD101 juta (Rp1,3 triliun) mendepak penguasa box office sebelumnya, Spectre ke tempat kedua. Sequel Part 2 ini gue tunggu karena Jennifer Lawrence cantik banget. Gue suka.
The Hunger Games: Mockingjay Part 2 yang diangkat dari trilogi novel karya Suzanne Collins. Lagi-lagi film cinta segitiga (Gale Hawthorne- Katniss Everdeen- Peeta Mellark) ini tidak banyak menampilkan aksi seperti yang diharapkan penonton seperti gue. Lebih banyak drama dan adegan sparkling moment.
Betapa tidak, adegan ciuman disuguhkan di awal. Dialognya nempel banget.
Gale Hawthorne:             What are you thinking?
Katniss Everdeen:            I don't know.
Gale Hawthorne:             It's like kissing someone when you're drunk; it doesn't count.
See? Ada sesuatu yang akan terjadi dalam film. Ngeliat Gale yang diperankan oleh Liam Hemsworth ini dalam hati gue merutuk, “Ini dia nih orangnya yang bikin Miley Cyrus jadi senewen sekarang,” Malah gosip. Abaikan.
Kembali membahas film Mockingjay Part 2. Negara bernama Panem yang dipimpin secara totaliter oleh Presiden Snow. Untuk melanggengkan kekuasaan dari berbagai distrik, dibuatlah The Hunger Games, yang bentuknya reality show. Pemenang menjadi Ikon propoganda pemerintah.
Mockingjay Part 2 masih dengan Katniss Everdeen sang juara dari distrik 12, akhirnya berbalik menyerang pemerintah yang sebenarnya dilarang oleh Presiden Coin. Awalnya Katniss hanya dimanfaatkan sebagai simbol, tapi bukan Katniss kalau bukan menentang. Demi keinginan membunuh Snow dan menghentikan penderitaan rakyat, dia turun aksi ke lapangan atas niat pribadi.
Peeta Mellark yang sempat diculik dan dicuci otak pada Mockingjay Part 1 berada di sebuah ruangan pemulihan. Tokoh ini harus ada agar kisah cinta segitiga terus berjalan. Peeta yang belum sembuh total, karena belum bisa mengontrol diri itu bahkan membuat Katniss trauma. Peeta bahkan ikut bergabung dalam pasukan dari District 13. Tentu saja untuk kebutuhan plot cerita.
Pasukan ini tidak bertindak sebagai garda depan aksi penyerangan, melainkan semata-mata alat propoganda. Mereka shooting film perang. Sayangnya lokasi shooting berada di medan perang penuh ranjau sehingga Katniss DKK harus menghadapi serangkaian ledakan dan serangan dari pasukan Capitol. Karena banyak ranjau, mereka turun ke bawah tanah. Buat gue jadi lebih tegang, kayak film horor.
Ada adegan Katniss tidur, Gale dan Peeta ngobrol sesama cowok. Gale curhat tentang ciuman terakhir Katniss. Katniss pura-pura tidur padahal denger. Haduh, cewek ini bikin Gale patah hati.
Dialog yang bikin gale patah hati kedua adalah:
Peeta Mellark:                 You love me. Real or not real.
Katniss Everdeen:            Real.
Hiruk pikuk kemenangan perang, pemilu, dan transisi pemerintahan tidak jadi fokus lagi setelah itu. Gale dikabarkan dapat jabatan. Katniss memilih hidup tenang di desa memanah burung terbang. Gale sadar life must go on jadi mengabdikan diri sepenuhnya pada pemerintah menjadi tentara.
At least film Hunger Games ini memang cinta lokasi Peeta dan Katniss. Ending ditutup dengan Katniss kembali ke rumahnya. Dan juga Peeta. Sebelum credit tittle gue merutuk, “sengaja banget sih Katniss pulang, eh Peta juga. Semua warga yang lain mana? Mama dan Papanya mana?”
Katniss dan Peeta kemudian berdua jadi tidur bareng, hidup serumah, lalu muncul deh tuh anak dua biji, yang satu main sama Peeta (bapaknya) dan yang masih bayi digendong Katniss. Mereka hidup bahagia forever after. Ada shining matahari yang menyilaukan setelahnya.
Film poin tentang perang menggulingkan kekuasaan pemerintah yang zalim (jadi inget Syria). Perang yang menghancurkan kehidupan, menelan banyak korban termasuk anak-anak (Prim adiknya Katniss mati, di sini gue sedih). 
Ekspresi Katniss liat Prim kena bom
Dialog penutup yang gue inget; perang itu meski keliatan kepentingan golongan tetaplah karena kehendak seseorang.
Selamat menonton, bagi yang belum 
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Pernah tahu nggak keinginan kuat itu ngedriver kamu buat jadi apa? Tuliskan keinginan kamu.
Well, setiap anak-anak pernah ditanya cita-cita kamu mau jadi apa? Waktu SD gue jawab jadi super saia 3 wich is itu karena gue suka nongkrong hari minggu pagi depan tipi nonton Dragon ball.
Gue punya teman sebangku di SD yang hobi gambar. Gue ikut suka gambar. Setiap pelajaran menggambar, banyak buku gambar numpuk di meja. Sekelas minta gambarin ke gue dan teman sebangku gue—Namanya Zaky.  Dengan imbalan dibeliin batagor pas istirahat. Alhasil, setiap pelajaran menggambar gue kekenyangan. Bukan cuma batagor, ada somay, nasi goreng, cemilan yang sisanya gue dan Zaky bawa pulang.
Masih inget, ketika gue jawab cita-cita, Zaky ini juga jawab pengin jadi Bezita. Mimpi yang cukup aneh. Yah, namanya juga anak-anak. Gue dan Zaky tiap hari gambar. Buku-buku pelajaran gue isinya gambar-gambar. Meskipun secara kualitas gambar Zaky lebih bagus dari gue. Kelebihan Zaky menggambar.  Kelebihan gue saat itu nulis. Jadi, kalo pelajaran mengarang Zaky minta bantuan gue.
Dari situlah ketertarikan gue menulis dan gambar dimulai. Tapi, lebih banyak mengarah ke nulis. Orangtua nggak ngedukung gue pas ambil DKV di ITB. Pilihan gue jatuh di Sastra Indonesia, mengingat gue suka ngarang dan baca buku. Sudah tahu, kan gue bakal jadi apa?
Sekarang lagi mengejar mimpi jadi penulis dan masih iseng gambar-gambar.
Keinginan kuat kamu apa? Coba tuliskan di komentar. 10 tahun mendatang kalian bisa cek tulisan ini lagi dan lihat hasilnya.

Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar


Untuk seseorang yang kusebut pahlawan. Meski tak ada jasa kepahlawanan. Selain, berjuang untuk keluarga.
Aku sama sekali tidak akan melupakan momen-momen bersamanya. Pagi-pagi, menguar aroma telur dari dapur dan aku baru bangun. Sepiring nasi goreng dan telur setengah matang sudah tersaji di atas meja.
“Papa tambahin potongan daging kambing, tapi telurnya tetap setengah mateng!” Serunya sambil berbalik ke dapur.
Belum kering dari guyuran air sehabis mandi, suara sendok yang mengaduk di gelas kemudian terdengar. Aku bisa tahu, teh merek Upet itu sudah terhidang bersama teko yang terbuat dari gerabah.
“Jangan langsung diminum, masih panas.”
Aku menyisir rambut dengan jari-jari tangan. Sosok itu masih sibuk memegang spatula dan menggoyang-goyangkan wajan di atas api. Nasi goreng untukku sudah jadi, tapi untuknya belum. Beliau sengaja membuatnya terpisah karena tahu bahwa aku tak suka pedas.
“Kalo mau lebih gurih ada bawang goreng di toples ya.”
Bunyi stainless steel yang beradu dengan teflon dan desis api membara membuat suasana pagi ramai serta hangat bersama secangkir teh. Belum aku sentuh sama sekali. Aku tahu, tak mau memulai sebelum beliau selesai masak.
Nasi goreng kecokelatan yang terpampang di tempatku sudah menanti disantap. Tapi, aku lebih memilih menunggu. Sampai beliau datang membawa sepiring nasi goreng untuknya.
“Nah, kalo ini ekstra pete bakar dan sambal sego jamblang.”
Aku tersenyum. Beliau menarik kursi lalu duduk. Kami berhadapan. Peluh tercetak jelas di dahinya belum sempat mengering. Aku menyodorkan tempat tisu. Beliau mengambil bersamaan sendok dan garpu.
“Ayo makan, keburu dingin.”
Tapi aku bangkit berdiri dan membuka kulkas. Terlihat buah melon dan beberapa jenis ikan. Aku garuk-garuk kepala tak menemukan botol bekas sirup. Beliau membaca kecemasanku.
“Airnya belum diisi, tuh masih kosong di belakang.”
Aku pun makan. Beliau pun makan. Tapi di sela-sela makan, kami berbincang.
“Tadi pagi ayah ke pasar, ikan nila dan guramenya besar-besar. Jadi beli banyak.”
“Kenapa dibeli semua?” tanyaku.
“Nanti mau dimasak, ada resep baru, hehe” ucapnya terkekeh senang.
Sendok demi sendok masuk ke dalam mulut. Aku bisa melihat jelas guratan dan garis di wajah beliau. Usia tak pernah salah. Kerutan dan helai-helai putih bahkan menghiasi kumisnya. Kemudian beliau tersedak.
“Pelan-pelan aja makannya, masih panas?” tanyaku hati-hati.
“Makasih, Pa. Udah masakin.”
“Apa? Kurang?! Mau nambah... ayo nih punya Papa masih banyak.”
“Nggak ah, lagi diet.”
“Diet-diet segala, kayak cewek hehe” lagi-lagi terkekeh.
Aku melirik jam bulat yang tergantung di dinding. Beliau asyik mengelupas kulit pete yang hitam terbakar itu. Aku kembali membaca wajahnya yang menua. Bibir yang memucat. Dan, kulitnya yang mulai menggelap.
“Papa masih mancing?”
Beliau menjawab dengan anggukan sambil menyambut sendoknya. Aku geleng-geleng kepala.
“Kalo bisa beli ikan di pasar, kenapa masih mancing, Pa?”
“Kamu nggak mengerti. Mancing itu bukan soal hasil. Terkadang kamu tahu akan pulang tanpa membawa ikan. Tapi, mancing itu kontemplasi.”
“Iya, tapi muka Papa jadi gelap.”
Beliau terkekeh. Kemudian mulutnya dipenuhi nasi goreng lagi. “Kamu tahu, di usia Papa selain keluarga, menikmati waktu sangat penting. Seperti sekarang, makan sarapan sama kamu.”
Tiba-tiba mataku menghangat. Aku berkedip cepat.
“Kamu sudah besar, jarang pulang, jarang ngabarin, dan sibuk kerja. Jadi, mungkin kamu nggak ngerti waktu.”
“Iya, Pa. Akhir-akhir ini sibuk di kantor. Kadang weekend juga harus kerja.”
“Itulah! Papa mancing untuk menikmati waktu. Kamu tahu sendiri, waktu nggak akan bisa terulang. Tuh, lihat! Mama kamu nggak ada. Pagi-pagi sudah harus pergi ke sekolah.”
Aku mengambil secangkir teh dan meminumnya. Papa menyeka keringatnya dengan tisu. Rupanya nasi goreng pedas buatannya mampu menerbitkan keringat.
“Saat mancing, Papa inget kamu. Inget Mama. Inget keluarga. Di antara embusan angin dan air yang tenang. Papa bisa berkaca wajah papa sendiri. Melihat, bahwa selama ini yang kita cari adalah kedamaian dan rasa syukur. Rasa syukur bisa makan. Bisa berkumpul dengan keluarga.“
Lagi-lagi dadaku membuncah.
“Saat ini kita hanya berdua. Menikmat sarapan bersama. Nanti siang kita ke supermarket untuk belanja bumbu ya.”
Aku langsung mengangguk. Sepiring nasi goreng tandas ditelan. Aku tarik napas dalam-dalam. Papa seakan melihat perubahan raut mukaku. Beliau menyodorkan sekotak tisu. “Dan, kamu jangan ke kamar dulu! Sebentar lagi acara masak kesukaan Papa tayang.”
Setelah bangkit berdiri, aku membuka kulkas. Udara dingin itu lebih cepat membuat mataku mengering. Semoga Papa tidak melihat sudut mataku yang basah.
“Akan ada masanya, kamu duduk di sini menggantikan Papa untuk anak-anakmu. Keluargamu.”
Mendengar hal itu, ingin rasanya aku berhambur ke pelukannya. Tapi, aku tak bisa membiarkan piring kotor itu tetap di meja. Aku harus membawanya ke belakang. Aku menyalakan keran di westafel, suaranya kucurannya jatuh ke bawah. Bersama sesak di dada dan isak tangis yang sekuat tenaga kutahan, akhirnya aku menangis.
Untuk Papa. Selalu kurindukan.
Selamat Hari Ayah.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Pernah nggak kamu merasa suntuk dan tidak bergairah menjalani hidup. Rutinitas yang membosankan dan terjebak dengan aktivitas yang itu-itu saja. Terlebih, akhir-akhir ini berbagai hal negatif mendera kehidupan kamu. Ada saja; dari teman yang tiba-tiba menyebalkan, orang tua yang kadang rese, nilai akademik turun, sampai mikirin mantan yang tiba-tiba balik lagi.
Kamu jadi merasa unhappy dengan kehidupan yang kamu jalani. Seolah waktu bergerak tanpa melibatkan dirimu di dalamnya. Well, ini adalah energi negatif. Seperti air, ketika menggenang pasti lama kelamaan kotor. Maka, sebelum menjadi bau dan semakin kotor air itu harus dialirkan! Saatnya kamu membuka mata dan mulai bergerak dari hal kecil yang berdampak dalam kehidupan kamu. Ubahlah kebiasaan ini; agar hidup kamu jadi lebih bahagia.
Harus selalu gatel untuk gerak beresin dan bersihin space pribadi kamu
Kamar berantakan, barang-barang lupa naro di mana, dan koleksi pribadi seperti buku dan majalah mulai berdebu. Artinya, selama ini kamu fokus di luar dan jarang menyentuh hal yang paling dekat dalam hidup kamu, kamar! Mulai sekarang tanamkan kepekaan untuk hidup rapi dan bersih. 
(Source: https://www.pinterest.com/pin/334110866080533261/)
Ciptakan ruang buat kamu, berikan space lebih luas untuk kenyamanan kamu. Terlebih, kamar adalah ruang pribadi tempat di mana semua hal kamu simpan. Maka, buat kamar menjadi ruang yang nyaman untuk kamu tinggal dan berkembang.
Kamar mandi yang mulai licin dan berkerak segera dibersihan. Jangan sampai membiarkan bakteri dan penyakit hidup di dalam. Kamu nggak mau kan saat mandi tiba-tiba ada kecoak terbang ke arahmu.... Hih! Amit-amit cabang-cabang.
Nah, untuk kerapian kamu bisa mendokumentasikan hasil kerja kamu dalam bentuk before dan after seperti di atas. Kamu bisa mendokumentasikan dengan kamera Galaxy SAMSUNG A8 yang dilengkapi 16 MP on a super amoled display.

Pilah dan pilih barang-barang yang nggak penting dan gak kepake
Nah, setelah barang-barang yang dirapiin terkumpul, baru diseleksi. Mulai pindahin barang-barang sesuai tempatnya, bersihin dari debu, dan buang barang yang rusak dan tidak terpakai lagi. Biasanya, banyak tuh barang-barang yang sebenarnya udah nggak dipakai tapi sayang aja dibuang. Padahal, sebenarnya itu hanya menuh-menuhin ruangan kamu aja. Tegalah untuk membuang barang yang sudah tidak dipakai. Apalagi barang-barang dari mantan,... buang aja ke laut!

Pikiran kamu terlalu berharga untuk difokuskan ke hal-hal yang nggak ada manfaatnya
Betul banget! Mulai sekarang bersihkan juga pikiran dan hati kamu dari hal negatif maupun nggak bermanfaat. Fokuskan perhatian pada sesuatu yang bernilai dan penting buat kehidupan kamu. Misalnya, hobi, akademi, berkarya, bersosial, sampai berwirausaha. Pikiran negatif hanya akan menghambat kreativitas kamu. Hati yang negatif juga mengurung diri kamu pada sikap pesimistis dan menyalahkan diri. Pikiran kamu lebih baik diarahkan kepada usaha kamu dalam mempersiapkan diri untuk kehidupan yang akan datang.
Mulai tentukan berkuliah di mana, mau membuka usaha apa, atau nanti mau jadi apa ya. Karena pikiran itu adalah motor yang membuat kamu mengambil keputusan untuk bertindak apa. Jadi, jangan sampai terjerumus pada pikiran negatif yang membuang waktu dan energi kamu.
(Source: https://www.pinterest.com/pin/327707310364815278/)
Pilih teman yang tepat untuk nongkrong, karena lingkungan adalah pembentuk utama suasana pikiran
Mungkin, kamu suntuk dan tidak bergairah karena lebih banyak mengurung diri di kamar. Atau selama ini kamu salah dalam memilih teman sehingga terlibat konflik dan gesekan terhadap teman sendiri. Nah, memilih teman yang tepat adalah salah satu bentuk usaha untuk membuat hidup kamu lebih bahagia. Cari teman nongkrong yang asik. Teman yang tepat akan mengarahkan kamu pada lingkungan positif dan menularkan energi itu.
Pilih sesuai seleramu baik menyangkut pilihan genre musik, hobi, aktivitas, maupun kecenderungan yang sama. Aktif bersosial dan ikuti komunitas sehingga kamu terwadahi dengan tepat. Suasana kebersamaan dengan teman membuat kamu nyaman dan hidup merasa tidak sendirian. Suasana hati apa pun selama bersama teman akan terasa nyaman dan menyelesaikan masalah. Teman akan membuka ruang buat kamu mencurahkan hati dan perasaan yang mengganjal selama ini. Suasana dan hati kamu akan semakin terbuka memandang hidup dan menjalaninya dengan lebih bahagia.
(Source: https://www.pinterest.com/pin/460000549414607491/)
Makan nikmat, makan sehat dan pikiran jadi ikut sehat
Pasti pernah mendengar istilah mens sana in corpore sano yang berarti jiwa yang sehat dalam tubuh yang sehat. Artinya kamu harus mencari makanan yang nikmat dan sehat untuk mendapatkan jiwa dan tubuh yang sehat. Setelah mendapatkan teman yang tepat, cari makan yang nikmat!
Ya, sekarang lagi ramai tuh wisata kuliner. Coba untuk mulai mengeksplorasi makanan-makanan yang enak untuk dicicipi. Karena dari cita rasa makanan yang enak itu akan mengaktifkan sel endorpin membuat kamu jadi lebih nyaman. Makanan yang enak membuat kamu jadi merasa lebih bahagia, “Happy tummy, happy me”
Ayo mulai makan-makan enak! Jangan khawatir nggak kebagian, kamera smarthphone kamu bisa foto wide selfie atau palm selfie, seru untuk melengkapi kebersamaan bersama teman-teman!
(Source: https://www.pinterest.com/pin/296956169152257329/)
Fokus ke hal yang kamu suka dan sesuai passion kamu
Suntuk, bosan, dan mati gaya adalah kondisi di mana kamu kehabisan cara mengeksplorasi diri dalam mengisi waktu. Maka, kalo kamu sudah merasakan ketiga hal di atas segera sadarkan diri kamu dengan bertanya; apa hobi dan passion kamu?
Setelah kamu tahu apa yang kamu mau dan apa yang kamu suka, otomatis pikiran kamu akan bergerak untuk melakukan kegiatan atau aktivitas yang menyangkut hal itu. Misalnya, kamu hobi menyelam dan passion kamu dalam berkesenian. Kamu akan mulai menyelam ke spot diving yang indah, terbanyak banyak terumbu karang yang cantik dan ikan-ikan yang lucu. Setelah melihat pemandangan yang menakjubkan kemudian kamu melukiskan pengalaman menyelam ke atas kanvas. Jadilah lukisan biota bawah laut yang menakjubkan dari tanganmu!
Nah, mulai sekarang fokus terhadap hal itu. Tanyakan lagi pada dirimu sebenarnya apa sih yang kamu suka? Di mana sih sebenarnya passion kamu?
Source: https://www.pinterest.com/pin/305963368410332343/
Kamu akan merasakan hidup jadi lebih berwarna dan bahagia setelah menjalani apa yang kamu suka dan apa yang kamu mau, itu!
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me

recent posts

Sponsor

Facebook

Blog Archive

  • ►  2017 (2)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2016 (8)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (3)
  • ▼  2015 (17)
    • ►  Desember (4)
    • ▼  November (4)
      • Cinta Segitiga Mockingjay Part 2
      • The Power of Keinginan Kuat
      • Cerita Sepiring Nasi Goreng
      • 7 Kebiasaan Ini Bisa Mengubah Hidup Kamu Jadi Lebi...
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2014 (45)
    • ►  Desember (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (7)
    • ►  Maret (16)
  • ►  2013 (16)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2012 (59)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (9)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2011 (116)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (16)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (14)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (14)
    • ►  Mei (17)
    • ►  April (14)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2010 (39)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (14)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2009 (12)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (2)

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates