about tears...

by - 09.30

tentang airmata

malam yang berbeda, awan menyelimuti
dan mendung tebal memenuhi.
seketika gerimis turun perlahan
aku mendekap sunyi menyandar kepala ke kaca dan merebahkan tubuh pada kursi
bus bergerak perlahan dan pandanganku kosong menatap suasana di balik kaca
kesepian memelukku dan kerinduan membuncahku
tak ada yang bisa mengantarku pada sebuah perhentian
ketika bus sepertinya tidak mengetahui tempat berhenti
aku tidak bergeming dan mengabaikan pikiranku
malam semakin gelap dan hujan masih menetes-netes
betapa mataku tersaput oleh air
dan hatiku terenyuh manakalah rasa itu datang dan mengguncangku
menatap jalan ke depan yang jauh dan terbentang
seakan tak terhalang namun mataku tak mampu melihat
jika kenyataan semakin membuatku perlahan bergerak
badanku terasa dingin dan jaket tidak bisa membendungnya
angin yang tipis selalu menusuk hingga kulit ari
tak ada suara lain selain gemercik hujan yang merdu
seperti nyanyian angin yang menampar-nampar daun hingga terdengar telinga
aku masih di sini
terduduk sendiri dalam keheningan malam
dan roda berputar tak pernah berhenti
menatap jauh jarak hingga tak terpandang
seketika mataku terendam air
kemudian lamat-lamat menjadi basah
airmata mengkristal dan menggenang
alunan hujan menyertai dan pandanganku semakin samar
denting-denting tetesan menerpa kaca
hingga lapisan terluar terbungkus embun
dan aku tidak bisa melihat lagi
jalanan kota yang lengang
lampu-lampu yang berkelipan
tak ada lagi pilihan, saat aku terpaksa mengedipkan mata
airmata luruh membasahi pipi
tersadarku saat terisak pedih
menahan sisa kegetiran hati yang menyiksa
aku tak pernah memahami
arti airmata

You May Also Like

0 komentar