­

Mengeja Pagi

16.01 / BY Edo
Pagi yang dingin. Rintik hujan masih mengeja pagi yang basah. Sementara dalam gelap ruangan itu kudengar desah. Sebagian pikiranku masih terbungkus resah. Matamu terpejam. Kupeluk dirimu dan membenamkan kehangatan. Cinta menjadi bahasa tubuh yang menyatu dalam diam. Tak perlu ada kata-kata. Kita saling menikmati kesunyian dan bahasa resah. Jauh di dalam hatimu, kutahu ada seberkas perasaan yang menggelora. Aku sungguh merindukan, kemesraan ini.  Pagi yang dingin. Rintik hujan masih mengeja pagi yang basah. Sementara dalam...

Continue Reading

Badai Belum Usai

20.32 / BY Edo
Aku tidak mengerti, memandang kosong mata menatap jauh pandangan. Tak ada senyum, parasku datar tak membentuk cuaca. Perlahan, permukaan mata menjadi basah. Cairan bening pun terasa hangat mengalir di pipiku. Sungguh, aku masih cinta. Perasaanku tak terlukiskan tinta. Mataku seperti langit berubah merah. Dadaku terguncang karena deburan ombak terlalu kuat menabrak tepi mataku. Kau tahu, begitu sakit. Seperti sia-sia. Karena tiba-tiba saja seseorang bisa melupakan cinta. Seperti hujan, mataku menurunkan gerimis. Apakah aku bisa percaya,...

Continue Reading

Untuk Terakhir Kalinya

02.19 / BY Edo
Malam ini terasa perlahan gerimis turun membasahi bumi. Tetesan hujan itu kemudian menerpa hatiku. Dingin. Sesaat, pikiranku tersesat pada labirin tak menentu. Meresapi kegelisahan yang selalu datang menyapa. Lalu kunikmati kerinduan itu menjadi bayangan yang tampak nyata di dalam mimpi. Sungguh, saat terbangun memimpikanmu. Aku tak berdaya, kau begitu dekat seperti sangat menginginkanku. Lagi-lagi aku harus kecewa, Cuma sekadar mimpi. Apakah cinta adalah ilusi. Seperti bentuk imajinasi. Menghabiskan malam menantikan detik-detik berguguran hingga waktu cepat...

Continue Reading

Cinta dalam Angan

22.38 / BY Edo
Aku selalu suka hujan dan mendung, seperti duka yang berkabung. Abu-abu hati seperti tersiram warna tanah. Kesedihan menjadi gerimis yang tak terdengar bisikan petir. Ada getir. Tapi hujan tak datang lagi. Kulihat hanya mendung menggantung di langit. Maka kulihat air mata pun menggantung di sana. Seketika gemuruh awan menjadi terdengar mengerikan. Aku ingin kau datang tak sekadar mimpi. Jika pun hatimu telah jauh pergi, aku tak bisa mengelak masih mengharapkanmu datang. Memelukku dalam dekapan kehangatan....

Continue Reading

Selalu Memimpikanmu

23.48 / BY Edo
Apalah arti cinta jika berakhir tak bersama. Ketika kau hanya mampu menatapnya bersanding dengan orang lain. Melihatnya tersenyum bukan kepadamu melainkan kepadanya sambil merajuk manja. Kau hanya bisa tulus, bukan karena tak percaya. Tapi takdir terkadang tak berpihak padamu. Mungkin, tidak ada lagi yang tersisa. Kau hanya mampu mengusap pipimu karena basah saat terbangun memimpikannya. Sungguh, rasa sakit itu bukan karena dia tak lagi cinta padamu. Tetapi ketika cinta seperti tak ada artinya lagi. Dan...

Continue Reading