Badai Belum Usai

by - 20.32

Aku tidak mengerti, memandang kosong mata menatap jauh pandangan. Tak ada senyum, parasku datar tak membentuk cuaca. Perlahan, permukaan mata menjadi basah. Cairan bening pun terasa hangat mengalir di pipiku. Sungguh, aku masih cinta. Perasaanku tak terlukiskan tinta. Mataku seperti langit berubah merah. Dadaku terguncang karena deburan ombak terlalu kuat menabrak tepi mataku. Kau tahu, begitu sakit. Seperti sia-sia. Karena tiba-tiba saja seseorang bisa melupakan cinta. Seperti hujan, mataku menurunkan gerimis. Apakah aku bisa percaya, suatu saat cinta menjadi luka. Dan aku menangis karenanya. Apa yang salah, ketika akhirnya kau pun menyerah. Tak perlu lagi alasan jika kau akhirnya merasa bosan. Apakah masih ada harapan, aku tak tahu. Karena rasa sakit itu seperti bertepuk tanpa tangan. Menjadikan kekecewaan sebagai akhir dari cerita yang tak pernah usai. Semalam, kau pun selalu diam. Aku bertanya baru kau bersuara. Kau tampak dingin, atau mungkin tak ingin. Setelah percakapan itu berakhir yang tersisa hanya senyap karena tak ada lagi suara di seberang sana, hening. Kepalaku pening, aku berusaha menyapamu. Mengungkapkan rasa rindu yang terjebak pada jarak. Tapi kau seakan ingin segera mengakhirinya. Aku tak mengerti, bagaimana cinta menjadi solusi.  

You May Also Like

1 komentar