Tak Akan Pernah Sama
Berkas cahaya senyum yang hilang,
hilang terbiaskan benci di antara serpihan rasa sakit. Sakit lukaku yang terus
memaksaku diam dalam sendu, sendu lara mengekalkan rindu yang berjejalan. Berjalan
di antara waktu yang tak pernah berhenti terlebih kembali, kembali di antara
puing-puing harapan yang terputus. Terputus oleh kebisuan sunyi yang membeku di
sudut hatimu, hatimu telah pergi menjauh dari batas senja. Senja yang kulihat
bersamamu saling menggenggam tangan, tangan yang berpelukan di ruas-ruas jari
kita yang lembut. Kelembutan yang terhapus oleh masa lalu karena cinta tak
pernah datang lagi bahkan sekalipun terucap janji, janji yang tertinggal dalam
ungkapan kosong tak bermakna lagi. Lagian aku tahu, sekalipun datang kembali
cintaku tak akan pernah sama. Sama terlihat maupun kaurasakan.
0 komentar