Menetes seperti Gerimis
Bingkai hati yang mulai basah
karena cuaca sedari tadi gerimis tak kunjung reda, aku menggigit bibir bawahku
karena resah. Gerimis selalu membangkitkan kenangan yang telah kupendam selama sepekan
ini. Jika tetesan hujan mampu menyalakan kembali kemesraan yang terlewati. Berdua
bersamamu, jemari kita bersatu saling menggenggam di bawah hujan. Lalu aku
meneduh, menghindari hujan dan kau pun tersenyum. Tatapan hangat yang begitu
lekat lalu kau mulai mendekat sehingga aku bisa merasakan hembusan nafasmu. Aku
tak bisa menjauh karena begitu terjebak pada kebisuan maka mataku tak mampu
terpejam karena melihatmu, melirikmu. Memandang hujan, seperti memandang garis
air mata di pipiku. Menetes, seperti gerimis. Lalu kulihat aku terjebak pada
genangan kesedihanku sendiri, setelah
kepergianmu. Selamat tinggal hujan. Aku akan selalu merindukanmu.
0 komentar