Amazing Gatotkaca; Arrived in RWS
Pagi ini terasa lebih indah. Yak, gue mau berlibur ke ResortWorld Sentosa Singapura. Setelah mempersiapkan perbekalan beras, gula, dan
setandang pisang, Gatotkaca berangkat ke bandara. Kok, Gatotkaca nggak terbang aja?
Ceritanya, gue bangun pagi buru-buru menuju bandara lewat jalur darat. Begitu tahu lalu lintas Jakarta nggak pernah diprediksi, si Komo
lewat. Lalu tiba-tiba Godzila dari arah berlawanan menyerobot jalan. Mereka
beradu mulut, bukan ciuman. Terjadi chaos
yang mengakibatkan kemacetan sepanjang jalan kenangan. Akhirnya Gatotkaca
mengatur lalu lintas dulu. Nanggung, kalau terbang kena polusi udara, jadi Gatotkaca naik angkutan umum.
Tapi macet memang tak terhindari. Sumpah, gue deg-degan takut telat. Yoi, Gatotkaca juga punya perasaan.
Tapi macet memang tak terhindari. Sumpah, gue deg-degan takut telat. Yoi, Gatotkaca juga punya perasaan.
Sesampainya di bandara dengan selamat, Gatotkaca ngantre seperti
biasa, melalui bagian imigrasi dan pemeriksaan barang. Kemudian bapak-bapak
bertubuh tegap dan tinggi memandang gue sinis, matanya mendelik tajam. Gue
ngerasa tidak punya masalah sehingga berusaha bersikap biasa saja. Ternyata, orang-orang belum biasa melihat
Gatotokaca.
Setelah pipis terlebih dahulu, gue menghubungi Ariev. Traveler serius yang lucu.
“Gue udah di bandara nih, Riv. Lo di mana? Gue berangkat pukul
9 pagi”
“Hahaha. Gue berangkat pukul 9 malam.”
Ternyata, kami beda jadwal keberangkatan. Gue tepok jidat sekuriti.
Baiklah, Gatotkaca juga bisa jalan sendirian. Kemudian gue diperiksa oleh petugas. Tangan, badan, ketek, paha disensor alat detektor. Begitu sampai di bawah pusar
gue, alat itu berbunyi. BIP... BIP...
BIP...
Dia nggak tahu,
Gatotkaca kan otot kawat tulang besi, ya jelas bunyi.
“Apa ini?”
“Ini sebilah keris, Pak.” Gue menyimpan keris pusaka itu di pinggang.
“Senjata tajam tidak boleh dibawa ke pesawat.”
“Ini bukan senjata tajam, Pak?”
“Keris itu termasuk senjata tajam.”
Kami terlibat debat sengit. Petugas itu tetap bersikeras
menganggap keris sebagai barang terlarang dibawa ke dalam pesawat. Padahal,
seumur-umur keris itu nggak pernah dipake macam-macam. Motong bawang aja,
jadinya nggak lurus. Ngupas mangga aja lama. Kenapa dia khawatir dengan keris, ya?
“Jelas, ini peraturan. Keris tidak boleh dibawa.”
“Pak, ini imitasi, tiruan!.”
“Apa?! Anda membajak keris yang asli. Anda harus ditangkap!”
Ini jelas berita buruk, keris gue ditahan di bandara. Tidak mungkin
Gatotkaca berpisah dengan kerisnya. Kekuatan Gatotkaca akan berkurang jika
senjata pamungkasnya terpisah, kami sudah seperti biskuit oreo dan susu. Meski diputer,
dijilat pasti bakal dicelupin juga.
Belum ada sejarahnya Gatotkaca ditangkap karena kedapatan
membawa keris palsu di bandara. Gue harus berkelit dan tetap menyelundupkan
replika ini sampai ke Singapore.
“Saya ada penampilan kesenian di Singapura, kedutaan besar
Indonesia di sana khusus mengundang saya tampil di acara kebudayaan mewakili
Indonesia.” kilah gue.
“Benarkah? Kalau begitu saya coba diskusikan ke bagian
keamanan dulu.”
Gue tersenyum puas. Bapak-bapak itu mendatangi pria berjas
yang gue duga sebagai kepala bagian keamanan. Dia terlihat berbicara serius.
Gue mengela napas berat. Sebentar lagi pesawat boarding dan tidak mau tertinggal. Nggak lucu aja gitu, Gatotkaca ketinggalan pesawat.
“Keris ini boleh dibawa, tapi disimpan di bagasi.”
“Baik, Pak. Tapi tolong jangan disimpan sembarang. Baru saja
pagi tadi keris ini dimandiin kembang.” kata gue berbohong.
“Iya, saya pastikan ditempel stiker fragile.”
Beruntung, bapak itu memercayai alasan gue. Dengan segera
gue masuk ke dalam pesawat agar adegan lari-lari sebelum take off tidak
terjadi. Pesawat pun landing sukses. Gatotkaca naik pesawat. Ternyata, di
pesawat gue duduk bersama penulis Roy Saputra yang baru saja novel
Luntang-lantungnya difilm-in. Cool. Selamat ya, Bang.
Mendarat di bandara Internasional Changi Airpot, gue cemas
keris gue hilang. Berkali-kali gue memastikan barang sampai di tangan gue. Bukan
tangan pilot.
Di bandara ini, gue sudah dijemput dengan bapak-bapak
berperawakan tinggi dan langsung mengantar ke penginapan. Gatotkaca pun check in, ganti kostum, jemur keris, dan
makan dulu.
Gatot kaca bukan geret koper! |
Bagaimana kelanjutan Gatotkaca di USS?
4 komentar
Woooww serius tuh kak bawa keris? *mata zoom in zoom out*
BalasHapusOya video breakdancenya ucul eh lucu hehehe :)
Serius, wah... makasih :))
HapusWahihi, ini mulai lucu nih.
BalasHapusHahaha... XD
Hapus