Amazing Gatotkaca; Arrived in RWS

by - 11.06

Pagi ini terasa lebih indah. Yak, gue mau berlibur ke ResortWorld Sentosa Singapura. Setelah mempersiapkan perbekalan beras, gula, dan setandang pisang, Gatotkaca berangkat ke bandara. Kok, Gatotkaca nggak terbang aja?
Ceritanya, gue bangun pagi buru-buru menuju bandara lewat jalur darat. Begitu tahu lalu lintas Jakarta nggak pernah diprediksi, si Komo lewat. Lalu tiba-tiba Godzila dari arah berlawanan menyerobot jalan. Mereka beradu mulut, bukan ciuman. Terjadi chaos yang mengakibatkan kemacetan sepanjang jalan kenangan. Akhirnya Gatotkaca mengatur lalu lintas dulu. Nanggung, kalau terbang kena polusi udara, jadi Gatotkaca naik angkutan umum.
Tapi macet memang tak terhindari. Sumpah, gue deg-degan takut telat. Yoi, Gatotkaca juga punya perasaan.
Sesampainya di bandara dengan selamat, Gatotkaca ngantre seperti biasa, melalui bagian imigrasi dan pemeriksaan barang. Kemudian bapak-bapak bertubuh tegap dan tinggi memandang gue sinis, matanya mendelik tajam. Gue ngerasa tidak punya masalah sehingga berusaha bersikap biasa saja. Ternyata, orang-orang belum biasa melihat Gatotokaca.
Setelah pipis terlebih dahulu, gue menghubungi Ariev. Traveler serius yang lucu.
“Gue udah di bandara nih, Riv. Lo di mana? Gue berangkat pukul 9 pagi”
“Hahaha. Gue berangkat pukul 9 malam.”
Ternyata, kami beda jadwal keberangkatan. Gue tepok jidat sekuriti.
Baiklah, Gatotkaca juga bisa jalan sendirian. Kemudian gue diperiksa oleh petugas. Tangan, badan, ketek, paha disensor alat detektor. Begitu sampai di bawah pusar gue, alat itu berbunyi. BIP... BIP... BIP...
Dia nggak tahu, Gatotkaca kan otot kawat tulang besi, ya jelas bunyi.
“Apa ini?”
“Ini sebilah keris, Pak.” Gue menyimpan keris pusaka itu di pinggang.
“Senjata tajam tidak boleh dibawa ke pesawat.”
“Ini bukan senjata tajam, Pak?”
“Keris itu termasuk senjata tajam.”
Kami terlibat debat sengit. Petugas itu tetap bersikeras menganggap keris sebagai barang terlarang dibawa ke dalam pesawat. Padahal, seumur-umur keris itu nggak pernah dipake macam-macam. Motong bawang aja, jadinya nggak lurus. Ngupas mangga aja lama. Kenapa dia khawatir dengan keris, ya?
“Jelas, ini peraturan. Keris tidak boleh dibawa.”
“Pak, ini imitasi, tiruan!.”
“Apa?! Anda membajak keris yang asli. Anda harus ditangkap!”
Ini jelas berita buruk, keris gue ditahan di bandara. Tidak mungkin Gatotkaca berpisah dengan kerisnya. Kekuatan Gatotkaca akan berkurang jika senjata pamungkasnya terpisah, kami sudah seperti biskuit oreo dan susu. Meski diputer, dijilat pasti bakal dicelupin juga.
Belum ada sejarahnya Gatotkaca ditangkap karena kedapatan membawa keris palsu di bandara. Gue harus berkelit dan tetap menyelundupkan replika ini sampai ke Singapore.
“Saya ada penampilan kesenian di Singapura, kedutaan besar Indonesia di sana khusus mengundang saya tampil di acara kebudayaan mewakili Indonesia.” kilah gue.
“Benarkah? Kalau begitu saya coba diskusikan ke bagian keamanan dulu.”
Gue tersenyum puas. Bapak-bapak itu mendatangi pria berjas yang gue duga sebagai kepala bagian keamanan. Dia terlihat berbicara serius. Gue mengela napas berat. Sebentar lagi pesawat boarding dan tidak mau tertinggal. Nggak lucu aja gitu, Gatotkaca ketinggalan pesawat.
“Keris ini boleh dibawa, tapi disimpan di bagasi.”
“Baik, Pak. Tapi tolong jangan disimpan sembarang. Baru saja pagi tadi keris ini dimandiin kembang.” kata gue berbohong.
“Iya, saya pastikan ditempel stiker fragile.”
Beruntung, bapak itu memercayai alasan gue. Dengan segera gue masuk ke dalam pesawat agar adegan lari-lari sebelum take off tidak terjadi. Pesawat pun landing sukses. Gatotkaca naik pesawat. Ternyata, di pesawat gue duduk bersama penulis Roy Saputra yang baru saja novel Luntang-lantungnya difilm-in. Cool. Selamat ya, Bang.
Mendarat di bandara Internasional Changi Airpot, gue cemas keris gue hilang. Berkali-kali gue memastikan barang sampai di tangan gue. Bukan tangan pilot.
Di bandara ini, gue sudah dijemput dengan bapak-bapak berperawakan tinggi dan langsung mengantar ke penginapan. Gatotkaca pun check in, ganti kostum, jemur keris, dan makan dulu.


Gatot kaca bukan geret koper!
Bagaimana kelanjutan Gatotkaca di USS?

You May Also Like

4 komentar

  1. Woooww serius tuh kak bawa keris? *mata zoom in zoom out*

    Oya video breakdancenya ucul eh lucu hehehe :)

    BalasHapus