Curahan LDR
Sayup-sayup rintik gerimis
mereda, menyisakan kesunyian pada ritme kelembutan sisa hujan menguarkan aroma
basah tanah. Keresahan hati berpendar manakala rindu seperti berjelaga. Sampai
kapan kita akan seperti ini, berdiri pada tepian dan berharap daratan terlihat
sebentar lagi, sehingga kita berdiri di dermaga yang sama menggenggam tangan.
Jarak yang telah tertanam dalam ingatan tentang bilangan kilometer yang harus
ditempuh, memisahkan waktu juga rindu tumbuh bermekaran di hati. Manakala sedih
menatap bulan yang sama, tapi kaki berpijak di tanah yang berbeda, tidak ada
pelukan. Inikah namanya cinta. Jika lebih banyak luka yang tercipta, jika
tetes-tetes air mata terjun sederas Niagara. Bahkan, kau pertanyakan ketulusan,
di saat pelukan panjang tentang malam itu begitu rapuh air mataku luruh dalam
seluruh. Aku ragu, bukan berarti tak pernah yakin, tapi cinta kita memang tak
sempurna.
0 komentar