Long Distance Relain-sip
Cinta selalu saja menyuguhkan cerita.
Seperti dua pasangan yang bersama tapi tak bisa menyatu. Atau dua manusia yang mengikat
janji tapi tak ditepati. Masih ingat kan di mana pertemuan pertama berama dia? Hal-hal
kecil tentang dia yang selalu terkenang. Menerbitkan benih-benih senyum seorang
diri. Membayangkannya saja melegakan hati.
Tapi, siapa menyangka cinta juga
memuat prahara. Cinta menjadi rumit, mengartikan rindu yang tak lagi sederhana.
Menerjemahkan sikap yang tak lagi terarah. Mengertikan pembicaraan yang
berujung pertengkaran. Cinta menyalakan sumbu percikan api, membakar seluruh
gelora asmara yang ada. Kini, perasaan itu kian padam.
Meski, jarak bukan halangan. Waktu
kembali mengancam. Intensitas terbatas jadi pemicu keharmonisan hubungan. Rentang
lama cinta merajut rindu tak menjadi ukuran karena cinta soal perasaan. Cinta soal
tanda tanya. Soal bahagia. Jika tak kunjung datang, selalu meneguhkan keresahan
batin tak terkira.
Bukan jauhnya bentangan jarak di
antara kita yang membuat sulit menggenapkan rindu dalam genggaman tangan. Bukan
pula lawa waktu kita habiskan bersama menikmati sisa pelukan yang panjang. Bukan
pula pengertian yang berseberangan tentang persepsi mimpi dan bahagia. Tapi,
kita sudah tak lagi sejalan. Kita tak lagi jalan bersisian. Kita tak lagi sama.
Seolah, hati kita semakin
menjauhkan diri. Berpaling dan memilih pergi.
0 komentar