First Impression Single Movie

by - 11.56



Single itu film jomblo in another word. Awalnya gue kebayang film Adam Sandler “50 First Dates”, bagaimana tidak, Raditya Dika, Bali, dan cewek cantik. Film komedi romantis ini dalam bayangan gue akan mengarah ke sana. Rupanya, tidak.
Film Single arahan Raditya Dika sebagai sutradara sekaligus penulis cerita. Tapi, dia tidak seorang diri pada bagian penulisan cerita karena masih ada nama Sunil Soraya dan Donny Dhirgantoro (5 cm). Melihat hal tersebut kuat dugaan campur tangan kolaborasi ini yang menyebabkan gue merasa ada yang kurang Raditya Dika dari sisi cerita. Meski diakui sendiri oleh Raditya Dika bahwa film Single merupakan garapan skenario terlama delapan bulan.
5 menit opening dengan pace lambat  dan kurang engage di dalam mobil mengawali film. Karakter masih dengan formula; cupu, sotoy, dan aneh. Raditya yang cupu, Pandji yang sotoy, dan Babe yang aneh percaya mistis. Karakter pendukung yang kali ini tampil maksimal justru Chandra Liow. Annisa Rawles malah terlihat kaku dan canggung, masih kurang blending.
Beberapa adegan terlihat repetitif; Raditya tidur memandang langit dan jam berputar, Annisa yang tampil cantik dan mata Raditya memandang diiringi soundtrack lagu. Ketika lagu itu diputar untuk kelima kalinya gue merasa film ini nyaris seperti FTV siang. Tapi, pemilihan Geisha sebagai pengisi soundtrack dinilai tepat untuk membuat penonton semakin hanyut dalam suasana.
Missing dot yang gue temukan adalah adegan acara charity di medical center dan Ebi diundang untuk tampil Open mic itu nggak ada. Kemudian terletak pada resep nasi goreng kambing. Bu Marjan yang mengidap Alzhaimer itu suka nasi goreng kambing. Bagian ini biar penonton sendiri ikut menilai.
Adegan yang kurang greget; Mobil kebut-kebutan yang berakhir jumping dan mobil Radit meledak. Sudah pasti tidak ada kotor-kotoran maupun darah, membuat adegan tidak real. Radit nggak total melawan rasa takutnya untuk skydiving, padahal eskalasi sudah naik karena berani menyuguhkan aksi ekstrem. Begitu Babe muntah dan Radit nggak jadi lompat terasa tempo jadi menurun. Pertarungan sengit Joe dan Ebi menjadi kurang greget. Adegan naro obat pencahar ke dalam minuman sudah pasti sinetron banget dan tetap dipakai, jelas ini berguna untuk membuat muka Radit yang meme-able itu hadir di layar kaca—seperti di film sebelumnya yang selalu berhasil membuat ketawa. 

Secara kualitas gambar dan scoring sudah rapi dan cantik. Pemandangan Bali menjadi daya tarik utama. Resolusi masing-masing karakter dinilai bagus. Minusnya, karakter Ebi kurang tertekan (diloncati adik nikah duluan, ditanya kapan ngasih cucu, stand up nggak lucu, kalah saing materi sama Joe) muka Radit kurang dieksploitasi di bawah tekanan ini.
Film “Single” memang dipilih karena relate dengan kehidupan pribadi Radit yang masih single, dan mungkin banyak penonton lainnya. Daya tarik film Single jelas karena dibintangi pemain yang cantik-cantik; Pevita Pierce, Elvira Devinamira (Puteri Indonesia), Annisa Rawles.
Buat kamu yang mengisi liburan akhir tahun mencari film komedi romantis, Film “Single” bisa jadi pilihan.



You May Also Like

1 komentar