Penuh Kehangatan

by - 22.25

Sepi menyekapku dalam jejak bisu yang tertuang dalam kepulan asap secangkir kopi. Merenda kesunyian yang terlukiskan di antara sudut bibirku yang kering. Kerinduan akan kecupan basah, mengobati dahagaku akan cinta. Menggenggam jemari kita berpelukan dan saling merapat kemudian mengusir tegang. Hatiku tinggal seseruput lagi. Ditemani lagu yang ramah menyapa telinga sanggup menggetarkan hati. Mataku mulai meremang, malam telah tergenang karena bulan terlihat lelah menggantung di sana. Aku menantimu dalam detik yang hilang. Menit-menit menjadi rumit. Tak ada kabar tentangmu, setelah sekian lama. Bayangmu masih terlihat di cangkirku. Sekejap mengecup bibir gelas dan bayangmu hilang tertelan. Apakah aku lelah menantimu, sementara hatiku terpaut olehmu. Malam demi malam habis kubagi sendiri di antara resah. Bukan saja bayangmu, matamu, lirikanmu, bibirmu kemudian kata-katamu telah mampu membuat mataku terpejam beberapa saat. Aku harap, suatu saat nanti kau datang menyapaku seperti dahulu, bibir merekah senyum seraya memelukku. Penuh kehangatan.

You May Also Like

1 komentar