Aku tak Percaya

by - 22.30

Ditemani sebotol teh manis. Aku pun menuangkan kegelisahanku. Bosan aku dengan penat. Aku pun lelah hingga menyerah. Pasrah. Tak ada lagi niat kecuali berserah. Dirimu sangat berarti bagiku. Tak ada jalan bagiku untuk berlari. Tak ada lagi tempat untukku bersembunyi. Hatiku telah penuh. Tak ada lagi celah. Kenapa harus berpisah. Seperti cinta yang telah mendesah. Aku pun mengalah. Kau biarkan diriku hanyut dalam kesedihan yang basah. Mata yang dibanjiri oleh duka tak pernah memberiku kesempatan mengecup manisnya cinta. Manisnya rindu. Sebutir gula yang hanyut di tengah samudera. Tak berbekas. Aku lemas. Dimana cinta menjadi dilema. Dimana kenyatan berakhir tanda tanya. Dimana kepastian adalah ujung belati yang kau tusukkan padaku. Aku lebih baik mati. Aku menghargaimu. Tapi rasa ini begitu kuat. Aku tak sanggup mengangkatnya karena berat. Berat bagiku meninggalkanmu. Berat bagiku melupakanmu. Berat bagiku menyadari kau bukanlah kekasihku lagi. Aku hanya duduk terdiam memaku di ujung sudut ruangan melipat kaki dan menundukkan muka. Mata luruh bersama air mata yang mulai menderas seperi hujan. Hujan bulan juni. Hujan di akhir kerinduan. Ketika dinding hatiku mulai runtuh karena keputusanmul. Kita tak bersama lagi. Aku tak percaya. 

You May Also Like

0 komentar