Sepiku Sendiri

by - 15.16

Di sini, sepiku sendiri. Kubungkus selaput duka dengan secarik tisu yang kemudian basah kuusap saja membasuh luka. Cinta tidak seperti pisau, tapi tajam mampu menorehkan luka. Bukan lantaran kau nyanyikan senandung sendu dan rapalan doa, melainkan bait-bait titian sunyi yang teriris kepiluan hati. Di sini, hatiku terbagi. Antara cinta dan benci. Dua keping rasa yang bersatu dalam sebongkah hati yang mulai karat karena debu dan dosa. Ketika matamu seperti bola lampu yang berpijar menyala api. Aku ingin menebus dosa. Mungkin dengan secawan anggur merah, atau barangkali sekalian saja dengan darah. Aku tak tahu arti keabadian. Ketika semuanya bisa terjadi oleh keniscayaan. Disini, sunyi menyepi. Tak ada riuh tawa memecah telinga di tengah malam kota.  Hanya rinai gerimis yang menepis kerinduanku tentang pelangi yang tak pernah datang lagi. Di antara tepian sungai yang kutemukan seuntai selendang sutra. Kemanakah harus kukembalikan rindu. Ketika kau titipkan cahaya senja di setiap pejaman mataku. Memanjakanku. Di sini, mataku merapi.

You May Also Like

0 komentar