­

Cinta Terpisah Raga

16.51 / BY Edo
Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 Continue Reading

Hatiku Terkunci

20.37 / BY Edo
Kapan terakhir kali kau merasa bahagia karena cinta. Bahagia dengan luapan perasaan tak tertuliskan. Bahkan tak mampu terjamah kata-kata. Saat itulah kau merasa, betapa berharganya dicintai. Menjadikan gelap malam penuh bintang. Sekelumit masalah menerpa kemudian lenyap dari pandangan mata. Hidup terasa ringan. Tapi seketika kau rasakan jatuh. Bahkan saat perasaanmu masih penuh dengan bunga. Seketika bunga-bunga kering lantas mati. Bukan saja layu tapi juga sendu. Bahkan bunga pun butuh cinta. Maka apakah hatimu kering karena...

Continue Reading

Menitikan Air Mata

20.22 / BY Edo
Hatiku berbunga. Ketika kusapa dirimu dan kau sambut tawa lepas dan berhasil merampas keresahanku. Kutahu, dengan suaramu saja. Bahkan seketika langit pun menyala. Aku senang sekali. Karena bukan saja harapan yang membuatku tegak berdiri. Senyummu, dalam mimpiku. Bukan sekadar maya, mimpi bukan sekadar janji. Mungkin sekeping cerita menjadi sajian hangat di pagi hari melepas rindu dan sendu. Aku suka walaupun hanya sekejap  masa. Berbagi kisah saat mentari sedang tersenyum menari-nari. Aku suka, ketika dirimu bahagia....

Continue Reading

Cinta pun Pergi

22.19 / BY Edo
Normal 0 false false false IN X-NONE AR-SA MicrosoftInternetExplorer4 Continue Reading

Cinta tak Seharusnya Ada

21.53 / BY Edo
Barangkali cinta tak seharusnya ada. Ketika rasaku tak menemukan tepian lagi karena hatiku jatuh berserakan pecah hingga berkeping. Mencintaimu tak terukur masa dan waktu. Kurindu, memandang bingkai parasmu yang lucu sambil tersenyum menatap manja padaku. Malam itu, aku benar-benar tak bisa menahan bendungan air di mataku. Karena tiba-tiba mataku meleleh. Air pun menerjang dan dadaku terguncang. Hatiku sakit karena kelemahanku. Tak pernah bisa lepas darimu. Apakah kenangan menjadi tak berarti lagi di kemudian hari. Sementara...

Continue Reading

Ingin Semesra Dahulu

19.59 / BY Edo
Mengapa, kau tak semesra dahulu memelukku karena ingin. Ketika kau berbisik karena cinta. Dan hembusan nafasmu terasa mengalir di dada. Aku ragu, ketika kebisuan ini menjelma resah dan gelisah. Tak ada yang bisa mengobati selain kerinduan yang bertemu karena harap. Lalu aku memelukmu karena dingin. mencumbumu karena bunga telah merekah merebakkan wangi nan candu. Alunan rindu menjadi syahdu. Aku ingin. Karena semalam mendung kembali datang karena kau tak juga membalas kerinduanku. Sementara buah ranum di...

Continue Reading

Sejengkal Tangan

20.28 / BY Edo
Saat kau tahu bahwa hidupmu tinggal sejengkal tangan, menyadari bahwa hidup tak lepas dari kesalahan. Ketika kau rasa rindu juga berlaku sama seperti luka. Ketika daun diterbangkan angin pun terhempas jatuh, begitu juga perasaanku. Ketika hatiku ini kuserahkan padamu. Segala yang kuketahui adalah tentangmu. Kebahagianku adalah senyum terindahmu. Aku seperti tak punya waktu lagi. Sikapmu berubah, aku pun bersedih. Entah, kenapa cinta tak membawaku pada ketenangan. Sementara resah dan gelisah selalu mengganggu. Kupikir cinta tak...

Continue Reading

Benang Asmara

21.02 / BY Edo
Getir hati yang teriris karena pedih sementara turun perlahan gerimis, malamku kini kembali ranum bersama segelas resahku yang mengepulkan kerinduan. Di antara purnama dan selimut hitam di angkasa, aku bisa melihat binar matamu yang memudar. Kemudian perlahan-lahan lenyap. Meresap ke dalam ronngga-rongga perih hati yang terbalut luka. Cintamu adalah pujaan, seperti perhiasan. Kau begitu berharga, melebihi kata berarti. Kemudian mengalun nada-nada sendu dari bias permukaan mataku. Mengalir lagu kesedihan. Rintik-rintik hujan seakan bercengkerama sangat akrab...

Continue Reading

Senyumku Untukmu

09.24 / BY Edo
Kau tahu, sebentar lagi aku mati. Itulah kata yang seringkali kudengar. Kematian adalah cerita yang menarik ketika hidup hanya menyisakan kepedihan. Sandiwara dan penuh kepalsuan. Di atas ranjangku, bisikan itu masih terdengar. Mengalun diantara helai rambutku yang terurai. Aku akan mati, ucapku. Aku telah siap. Bahkan sebelum jauh niatku muncul. Aku seperti merindukan kematian. Ketika darah yang mengalir dan mataku tak lagi menangis. Sesaat itu aku tersenyum, menyampaikan salam terakhir. Mendendangkan nyanyian cinta yang lirih...

Continue Reading

Hatiku Terkubur

09.12 / BY Edo
Taburan bunga duka mengiringi kepergianmu, taburan kristal air mata melayat kepedihanmu. Kita sama-sama menggali kubur kita sendiri. Terjerembab ke dalam lorong gelap dan bersandar pada tanah. Napasku tak berhembus lagi. Tanah perlahan merasuki seluruh lubang hidungku. Lebih baik aku pergi. Daripada harus menjelma sebatang bunga akasia di tanah gersang. Sia-sia. Kau menggelayut mimpi di setiap lelap tidurku. Namun, apalah arti sebuah mimpi. Selalu berakhir dengan ketiadaan. Terlupa. Lebih baik aku tumbuh di atas pusara tanah...

Continue Reading

Nyanyian Tangis

21.43 / BY Edo
Kini lautan semakin terhisap habis lantaran mataku dangkal. Ketika kesedihan menjadi terlalu dan dasar mataku tak berair lagi. Ketika tangis pun menjalar seperti lahar dingin dan turun melewati pipi, bukan air tetapi larva pijar panas yang berasap menganak kali. Aku tak bisa mengungkap bentuk kepedihanku. Ketika rasa sayangku habis karena gelas pun pecah. Bukan separuhnya, melainkan tumpah ruah habis menyeluruh. Hatiku, sesaat kering. Jiwaku sesaat gersang. Dan mataku kembali kemarau bukan lantaran kehabisan air. Tapi...

Continue Reading

Separuh Jiwaku Mati

20.51 / BY Edo
Di atas pusara itu mataku hanyut dalam luruh derai tangis yang berurai gerimis. Senja telah berkabung sedang hatiku dirundung pilu. Maka tatkala kesepian dan kesenyapan hati telah menepikan rasa benci. Aku tak bisa dalam sedetik untuk berdiri di atas kaki sendiri. Menatap langit kosong dan seluruh semesta padam serta bungkam. Tak ada cinta yang benar-benar bertahan dalam tahta. Jika hati ini kemudian terpasung oleh luka. Kekecewaan mendalam serta merta merajaiku. Kau, telah membuat segala awal...

Continue Reading

Pernah Ada Cinta

14.48 / BY Edo
Kapan terakhir kali kau nyatakan cinta. Merasakan kerinduan dan lubuk hati terpenjara oleh perasaan yang tak terdefinisikan. Ketika kamus tak mampu membendung perasaanmu untuk diungkapkan. Saat itulah cinta seperti syair yang dikumandangkan. Kemudian awal selalu saja bertemu akhir dan kisah cinta teramat tragis menjadi kehilangan yang tak terelakkan. Bagi kau yang baru terjatuh karena cinta, nikmatilah. Karena kau bisa jatuh. Maka kau pun bisa bangkit. Saat dirimu terhempas dan dadamu berdarah-darah karena hatimu telah terlalu...

Continue Reading

Hatiku Mendung

01.21 / BY Edo
Awan mulai terselimut kabut tipis keabuan. Perlahan berarak dan mulai merapat menutup kapas putih. Terdengar gemuruh tertahan hendak melawan. Ada kekhawatiran dan rasa kalut yang menyatu menyerbu dada. Perasaanku, mendung. Aku tak tahu apakah malam ini turun badai beserta angin bertiup kencang kemudian hujan menderas, atau sekadar gerimis kecil yang menggelitik karena gemerciknya menyentuh daun satu-satu. Mungkin, barangkalai hanya mendung seperti kaca tipis yang menyelimuti mata. Tak juga hendak meledakkan isak tangis atau menumpahkan kesedihan....

Continue Reading