Hatiku Mendung

by - 01.21


Awan mulai terselimut kabut tipis keabuan. Perlahan berarak dan mulai merapat menutup kapas putih. Terdengar gemuruh tertahan hendak melawan. Ada kekhawatiran dan rasa kalut yang menyatu menyerbu dada. Perasaanku, mendung. Aku tak tahu apakah malam ini turun badai beserta angin bertiup kencang kemudian hujan menderas, atau sekadar gerimis kecil yang menggelitik karena gemerciknya menyentuh daun satu-satu. Mungkin, barangkalai hanya mendung seperti kaca tipis yang menyelimuti mata. Tak juga hendak meledakkan isak tangis atau menumpahkan kesedihan. Hati manusia siapa tahu. Begitu pun hujan datang siapa tahu. Aku tak bisa menebak. Mengetahui segalanya saat terjadi badai, mengetahuinya sesaat hujan mereda, mengetahuinya seusai tanah mulai basah. Ketika harapan itu harus terpaksa ditutup karena realita. Seketika langit padam. Tak bercahaya. Seketika air muka berubah sendu. Seketika mata hendak turun salju. Hidup telah memberikan pelajaran apa yang tak pernah tertangkap waktu. Aku mulai termenung dan hanya terduduk menopang dagu. Apakah aku bisa, siapa tahu. Cinta tak lagi soal waktu. Aku ingin segera tahu.

You May Also Like

0 komentar