Hatiku Tenggelam
Aku tak menyangka, sekiranya
matahari tak pernah bersinar lagi. Tiba-tiba saja suatu hari laksana bencana,
datang tanpa tiupan sangkakala. Kini, daun mengering selama mentari tak terbit
lagi di ufuk sana. Rerumputan kian merindukaan terpaan cahaya. Sejak, langit
berubah pekat dan mendung sepanjang musim. Bukan saja angin tak punya alamat
untuk berteduh, nyanyian sepi kian menyapa di bawah rindang pohon cemara. Saat itu,
aku terbangun menahan getir yang timbul di sudut mata. Memimpikan layarmu terkembang
dan menjauh pergi menghapuskan namaku yang tertulis di pasir pantai. Nada sendu
mengalun mengiringi pejaman mataku, berharap menjadi akhir dari segala cerita. Tak
ada lagi lambaian tangan di ujung dermaga. Selain luka yang kubalut dengan
senyum paksa. Mengeja gerimis yang jatuh menerpa wajahku. Hatiku tenggelam jauh
ke dasar lautan.
0 komentar