Percaya Nggak Percaya

by - 09.35

Terkadang percaya dengan ucapan orang lain, kadang juga tidak. Termasuk kadang percaya dengan astrologi dan bersemangat karena banyak kecocokan, akan tetapi langsung menyangkal jika ternyata tidak cocok. Rupanya, hal yang membuat orang lain percaya dan tidak percaya didasarkan banyak hal. Bukan saja, sekadar omongan, bukti mutlak diperlukan.
Percaya nggak sih, seseorang telah dipersiapkan dalam hidupmu menemanimu sepanjang masa?
Kadang-kadang, gue bertanya-tanya tentang relativitas. Bahwa kebenaran tidak mutlak, banyak perspektif, banyak selera. Semua hal beradu menjadi pendapat dan bersikukuh menjadi paling benar. Gue lebih memilih untuk menarik diri dan melihat dari kejauhan. Jika masalah sudah sangat serius, tentu gue akan turun tangan.
Gue selalu punya keinginan dan semakin banyak keinginan, sehingga sedikit yang dilakukan karena gue kehabisan waktu. Banyak tempat ingin dikunjungi, banyak benda ingin dimiliki, banyak menu baru yang ingin dicicipi, banyak hal yang ingin dicoba. Rasa ingin tahu gue seringkali meledak-ledak, terkadang gue harus mengerem keinginan-keinginan tersebut.
Katanya, buang segala keinginan dan niscaya kamu merasa telah memiliki semua yang dibutuhkan.
Jadi, ini persoalan butuh dan ingin. Seperti gue butuh bernapas untuk hidup, gue butuh berkembang (biak). Gue percaya ada keterkaitannya antara butuh dan ingin. Semakin gue coba analisis semakin gue tidak menemukan uraiannya. Kadang, gue percaya manusia diciptakan baik, tetapi berapa banyak manusia menjadi jahat dan tidak berniat baik.
Pada dasarnya, gue selalu mencari-cari alasan bagaimana seseorang bisa berubah, dari baik menjadi jahat, dari jahat menjadi baik. Selalu ada perubahan yang mengacu pada tindakan-tindakan. Seperti apakah kamu masih mencintai seseorang meski sering disakiti? Apakah kamu masih mencintai seseorang meski dia tak balas mencintaimu?
Gue hanya melemparkan perspektif seperti mengetengahkan tanda tanya besar. Korelasi-korelasi yang terbentuk akibat dari proses pertemuan titik. Bayangkan, jika tidak ada pertemuan, tidak ada perbincangan, tidak saling mengenal, tidak saling jatuh cinta, tidak ada patah hati, tidak ada keburukan dan tidak ada cerita apa pun. Gue bertemu seseorang, menyapa lalu mengajak bercanda adalah salah satu bentuk interaksi pertemuan titik, apakah berlanjut menjadi perbincangan seru atau kita berpisah karena kesibukan masing-masing.
Inti dari semua relasi terletak pada komunikasi. Berapa banyak cinta diam-diam hanya berakhir pada secret admirer. Berapa banyak pernyesalan tak mengutarakan isi hati sementara gebetan sudah telanjur menggandeng tangan orang lain mesra. Memang tidak mudah, keterlibatan emosi, prasangka, hipotesis, memungkinkan seseorang menggunakan data dan info sebelum memutuskan terlibat komunikasi.

Percaya nggak percaya, ungkapan hati selamanya akan tersimpan jika tidak diutarakan.

You May Also Like

0 komentar