Kamar 2046

by - 22.46

Ketika juragan turun dari mobil dan memasuki gedung pengadilan, sang supir tersenyum. Kemudian dia menelpon seseorang, tampak begitu mesra. Beberapa menit kemudian mobil yang ia kendarai telah meninggalkan gedung dan lenyap di balik keramaian jalan. Dia tahu, daripada menunggu juragan pulang, lebih baik dia memenuhi janji. Tentu dia tahu janji adalah hutang, dan harus dibayar. Karena dia tidak ingin seperti anggota dewan yang hanya pandai merangkai janji. Tidak begitu lama untuk sampai ke hotel mewah yang dijanjikan. Dia ingat betul kamar yang dipesan, karena seseorang telah menunggu.
Lalu kubuka pintu perlahan, tampak terlihat ruang kamar begitu megah. Dinding dilapisi cat yang berwarna elegan, hiasan dinding dan lukisan yang begitu memesona. Tidak kulihat seorang pun di sana, meja masih tertata rapi dengan bunga dan vas di atasnya. Aku tahu, vas itu dibeli bulan lalu dengan pesan singkat di dalamnya. Khusus untukku.
Dari balik pintu kamar mandi, kudengar gemericik air yang menitik terdengar begitu jelas di telingaku. Kurasa ada seseorang. Tapi aku tidak berani mendekat, aku takut seseorang di dalamnya sedang tidak memakai baju. Kemudian aku duduk di atas ranjang kesukaanmu. Aku lebih baik menunggu, siapa tahu kau adalah hawa yang kucari.
Edisi catatan helda dan ardi

You May Also Like

0 komentar