UN 2011 #2

by - 08.56

Pagi yang indah, kutarik selimut. Aku masih merasakanya. Hari ini ujian nasional yang kedua. Semalam aku belajar bersama denganya. Aku jadi lebih mengerti matematika. Tapi aku tak tahu gerimis semalam berubah menjadi tangisan langit yang deras. Dan aku bertahan di rumahnya hingga hujan reda. Tapi dia tidak hanya menawarkan kopi panas, dia juga menawarkan pelukan. Sampai kulihat telepon genggam miliknya berdering. Dia berbicara dengan rona cemas dan khawatir, lalu mendadak berubah menjadi sentakan ditutup dengan kata-kata kotor. Saat itu dia hanya terdiam, aku merapat dan membelai wajahnya yang sayu, sepertinya nada sendu terlihat dari matanya yang basah. Aku haru menjadi pohon yang rindang baginya malam ini agar matanya tak turun hujan. Hujan berhenti dan aku pamit pulang. Saat aku berjalan beberapa langkah keluar dari pintu rumahnya. Aku tak tahu ada sepasang mata yang melihatku dari rimbunan pohon yang tampak gelap. Aku tak peduli, aku bahagia malam itu.
Aku pun bergegas mandi, kupersiapkan buku dan catatan seperlunya. Aku ingin melihat dia dan mengucapkan terima kasih. Selang bel berbunyi dan seluruh peserta ujian masuk ruangan. Aku mulai cemas. Aku tak melihatnya. Lalu aku meminjam koran yang ada di meja pengawas. Untuk sekadar mengusir bosan dan menunggunya datang. Mataku terpana dan panas. Aku tak bisa berkata apa-apa. Mendadak dadaku tergagap dan gemuruh di jantungku berderap. Aku masih tak percaya. Tertulis jelas di sana.
Berita.com – sesosok mayat berseragam SMA ditemukan di sebuah kali yang melintas di perumahan Melati, Jakarta Selatan, Selasa (19/4/11) pagi ini. Sampai pukul 07.45, jenazah tak dikenal itu belum diangkat dari sungai. Polisi juga belum datang ke lokasi kejadian.

You May Also Like

0 komentar