UN 2011 #3

by - 13.57

Aku bingung, selepas bangun. Menggerakkan badan dan menggeliat. Kemudian keluar kamar dan mendapati orang-orang menangis. Padahal aku mau berangkat ke sekolah. Ada ujian nasional. Setelah menguap dan merapikan rambut sebentar, aku kemudian ke ruang makan. Tidak ada makanan yang dihidangkan. Mamaku tidak terlihat di dapur. Aku hanya melihat kerumunan orang di depan rumah dengan pakaian serba hitam. Apa yang terjadi. Kemanakah papaku yang berniat mengantarkanku pagi ini ke sekolah, dengan sepeda motor barunya itu. Mungkin mamaku ke pasar, tapi siapakah orang-orang depan rumahku itu. Aku tidak tahu.
Kuberanikan diri menuju depan rumah, ada banyak orang. Puluhan orang itu tengah terharu dan tersedu sambil menahan tangis, diantaranya kukenal. Sangat kukenal. Dia adalah kekasihku, yang berjanji akan mengajakku makan di kantin seusai ujian. Kenapa dia disini, lantas menangis. Lalu sebagian orang-orang itu adalah guru-guru di sekolah. Bukanya hari ini ujian. Aku masih tidak mengerti. Dan mataku terbelalak manakala kulihat keranda yang ada tertutup kain hijau. Lalu orang-orang mulai merapalkan kalimat suci dan terlihat poto berbingkai yang sangat mirip denganku. Aku mulai panik. Aku tidak percaya nama yang tertulis di sana. Chintya. Itu adalah namaku.

You May Also Like

0 komentar