Nyanyian Cinta dan Purnama

by - 22.44


Mungkin, ini adalah lagu terakhir yang kusenandungkan, seperti lagu gerimis pada bau tanah selepas hujan. Aku ingin kau tidak sekadar mengenangnya seperti bulan yang terkenang pagi. Kau disini, mendekapku seperti kita ingin menyatu, baumu begitu kukenal. Cinta selalu berpihak pada kenyataan, bukan pada perasaan yang selama ini kita nyanyikan. Kau pun mengerti, seberapa kuat kau mempertahankan cinta, maka akan selalu berakhir dengan kehilangan yang menyedihkan. Kau tidak saja menangisinya, kau bahkan menyesalinya. Pernah jatuh cinta. Kau dekap aku seperti dahulu, dan aku bercerita tentang bulan purnama yang ranum di musim kemarau, dan langit tampak temaram sedang kita bercengkrama di kursi taman di bawah sinar lampu kota yang menerpa. Adakah nyanyian ini akan selalu terngiang di telingaku, manakala kutahu pada akhirnya bahwa cinta pun bisa menjadi tuli. Bahkan, tidak bisa mendengarkan isi hatinya sendiri. 

You May Also Like

0 komentar