Setelah Kau Jatuhkan
tak kudengar rinai dendang rindu yang biasa kau senandungkan, saat
matamu menyusuri setiap jengkal diriku. menatapku mesra dalam lelap.
ketika kau menyerah pada arti kesendirian dan kau beradu rasa tentang
cinta. dan aku hanya berdiri di ambang pintu tak lantas mengetuk,
apalagi menyapa. kecuali, malam semakin temaram dan aku terjebak karena
hujan. menyisir helai rambut yang kukenal. menikmati aroma tubuhmu dalam
hening. tak perlu berucap kata karena kedipan matamu seakan
memanggil-manggil, untuk kupeluk dalam hangat. jika hujan tak mampu
menghapus bayangmu, maka kuizinkan kau menetap barang sebentar.
merapikan serpihan rindu yang berserakan. menata kembali bening kristal
yang jatuh dari mata, menjadi butiran-butiran berlian. maka aku tak
dapat pergi, lantas menutup pintu. karena hatiku terkunci, oleh getir
dan benci yang tak kupahami. sejak, aku tahu gelas itu tak berbentuk
lagi, setelah kau jatuhkan.
0 komentar