UN 2011 #5

by - 11.00

Aku merintih, tetap kupaksa. Keringat pun mengucur, dadaku terguncang. Aku takut ini adalah akhir dari segalanya. Setelah kutelan beberapa pil semalam, aku harap ini akan bekerja. Ketakutanku menghantui pikiranku untuk tenang. Tak perlu risau, kau juga tidak peduli. Awalnya memang cinta, selepas benci dan aku mulai mengutukmu. Kau telah menanam benih di rahimku. Padahal aku tahu ini belum saatnya. Aku memang menyukaimu dan sangat mencintaimu. Tapi bisakah kau lebih bertanggung jawab dan menyadari perbuatanmu. Aku tak bisa berbuat apa-apa manakala kutahu bulan tak datang lagi padaku. Ini adalah hari ujian, aku tak bisa fokus mengerjakan karena perutku mual sekali. Setelah meminta izin aku pun masuk ke dalam toilet, tempat dimana aku besembunyi dari rasa malu. Tiba-tiba darah menetes dari balik celanaku, kemudian mengucur. Obatnya mulai bereaksi, apa yang harus kulakukan. Desahan dan rintihan tak lagi bisa kutahan, karena sesuatu yang mendorong alat vitalku begitu memaksa keluar. Kepalaku mulai limbung dan terasa pusing. Mataku berkunang-kunang. Kudengar seseorang mengetuk pintu kamar mandi, aku hanya merintih. Dan aku lupa lagi apa yang terjadi selanjutnya, tentang berita kehamilanku.

You May Also Like

0 komentar