Bisikan Hati
Entah, malam itu rasanya seperti
oksigen mulai menipis dan aku rasanya tidak bisa bernafas. Gerimis pun tak
terbendung lagi. Setelah sekian lama akhirnya aku harus merasakan ruang kedap
udara. Pintu yang mulai terbuka itu pun tertutup dan aku tak bisa bernafas
lagi. Aku akan terbangun esok hari tanpa melihat matahari, aku akan berteman
dengan kegelapan. Kesunyian yang kucoba mulai kuakrabi menjadi keheningan alam
yang kurindukan. Dinding-dinding mendengar ketukan hatiku yang menjerit
tertahan, bukankah aku terbiasa dengan kesepian. Pagi akan berubah menjadi
malam dan akan terus seperti itu. Maka, langit menjadi sama ketika mendung
datang dan tak kulihat lagi bintang di sana. Rasanya aku masih merasakan sesak
saat kutulis ulang perasaan ini. Bisikan hati yang mulai terdengar oleh
burung-burung gereja. Aku akan
menantikan sang surya, saat aku benar-benar merindukan hamparan padang hijau
rumput sehabis hujan. Aku terbaring di sana, menghirup udara bebas.
0 komentar