Dirimu
Pagi yang dingin, aku dibangunkan
deburan ombak dan buih laut yang berkejaran di bibir pantai. Lalu kuhirup aroma
hujan semalam sewangi harum bunga lily. Di ujung dermaga kulihat awak kapal
yang bergoyang mengikuti irama ombak. Aku terduduk di sebuah kursi kayu tua dan
memandang langit. Tak pernah kurasakan setenang ini. Meraba hati yang basah
karena semalam ternyata turun hujan. Indahnya, saat tubuhku menyatu bersama air
laut dan menyaksikan terumbu karang dan ikan yang menakjubkan. Aku begitu dekat,
bahkan ketika tarikan nafasku tercekat. Tak ada hal yang bisa kurindukan selain
senyuman. Bahkan, di kedalaman air yang tak kutahu jantungku masih berdegup
kencang merasakan sisa-sisa kegetiran. Hingga menjelang senja, saat kapal mulai
berlabuh dan aku merapat pada tepian dermaga sambil berjalan, kusaksikan langit
mega yang mulai merona merah jingga. Dan angin membelaiku mesra, tiupan anginya
menerbangkan helai rambutku. Sampai kutahu, waktu tak pernah membawaku pada
perhentian tentang cinta. Dirimu.
0 komentar