Aku takut bukan berarti lemah, tapi jatuh dan mencintaimu semakin mendekatkanku pada masalah. Jika rencana tentang kita mewujud nyata dan harap ini menanti takdir. Lantas kepada siapa kita menabur doa, sementara kuil-kuil telah sepi karena lantunan peri tak terdengar lagi. Bahkan, gemuruh dada pun berdusta. Lalu kepada siapa aku harus percaya. Sementara cinta menyisakan ketakutan akan kehilanganmu. Mendekap dalam sepi dan tak habis merindukanmu. Menghitung pertemuan dan mengekalkan cinta pada ingatanku. Pada setiap mimpi yang...
Ada satu hal sulit kutepis meski pahit dalam nyata, mencintai seseorang yang tidak memiliki rasa yang sama. kau tak menunjukkan rasa benci, juga perasaan sayang. Kau selalu hadir jelas di depan mata, tapi tak pernah tertembus sayangku ke dalam hatimu. Melihat, jernih permukaan air tak bisa kulihat dalamnya perasaanmu. Saat-saat gundah menyergap dan ingatanku tentang perjanjian kita terngiang, kita akan berpisah. Bukan saja karena waktu, tapi cerita kita berakhir bersama. Bahkan tak ada pelukan akhir...
Seandainya satu malam yang tersisa, aku tak ingin datang pagi. Mengekalkan ingatanku tentangmu sebelum semuanya hilang terbilas waktu. Begitu pun perasaanku yang tegar berdiri tanpa sambutan tanganmu. Aku harus sadar tepian hati ini tak berlabuh menuju dermaga. Jika nanti ada akhir di mana kata tak sanggup menguraikan kesedihanku, aku ingin pelukan panjang sebelum terlambat. Sebelum kata sayangku terucap lamat-lamat. Membisikkan kata rindu yang tak mungkin kudengungkan di telingamu. Kita begitu dekat seolah bersama, tapi hatimu...
Batas bening yang tersaput mata kasat tak terpandang, jika hati berbekas mengikut jejak kenangan tentang luka dan hujan. Aku ingin mengakhirinya sampai di sini, meski air mata menetes tak terbendung. Tapi, masih adakah luka yang berhasil sembuh jika jatuh cinta rasanya sama juga menyakitkan ketika harus melepas pergi. Sementara kau membangun dinding di antara kita. Jarak kita tak sejauh masa lalu, tapi hati kita tak saling berdekatan. Kita itu sama seperti sepasang merpati yang masih...
Seandainya aku dapat membekukan waktu dan menahan jarum jam untuk bergerak. Lama-lamat matamu berkilat basah, sebelum terpejam. Aku tahu, sebentar lagi terbitlah rindu. Setelah pelukan terakhir malam itu dan ciuman panjang yang tertinggal. Kau mulai menghitung hari, bahkan setelah pertemuan kita. Aku pun tak bisa tinggal, sementara esok masih harus kujelang. Merindukanmu tak pernah habis semalam. Begitu pun kau merasa tak pernah cukup menuntaskan rindu bersamaku. Aku bahagia, asal bersamamu. Menerbitkan rindu-rindu yang panjang tentang...
Kamu tahu, terkadang ingatan begitu kuat membekas mengikat kenangan dan sesekali menayangkan beberapa kilas peristiwa memori silam. Tetapi ingatan bisa juga dengan mudahnya kabur terlupakan begitu saja meski beberapa kali usaha dilakukan untuk membangkitkan ingatan. Mengenangmu, bisa saja muda bagiku menguarkan aroma rindu hujan dan gerimis ketika kita terjebak di sudut halte menunggu bus datang. Bahkan, untuk kesekian kalinya. Aku hanya bisa menatap kotak kecil itu dengan mata sendu. Terkenang sebuah peristiwa pahit yang ingin...
Semburat senja membias memantulkan terpaan cahaya yang menembus kaca jendela tempat aku sedari tadi melabuhkan lamunanku padamu. Di gerbong ini, letupan rindu masih membekas saat kereta perlahan meninggalkan stasiun. Adakah kamu tetap menanti meski tak ada kepastian? Aku memandang keluar jendela dan membayangkan memori beberapa tahun silam. Cahaya senja akan selalu sama di sudut sore. Akankah getaran di dadaku masih sama kala namamu disebutkan dan perasaan luapan rindu hadir mendekap rasa. Aku masih menatap langit,...
Aku akan selalu mengingat hari ini, ketika kata menjadi tak ada artinya. Maaf menjadi sesal akhir yang tertahan di ujung lidah, bahkan pelukan tak membawamu kembali. Sesaat, mengiri lembah pipiku yang basah karena bulir bening tak sanggup kubendung. Kenapa akhirnya kau menyerah dan memutuskan pergi. Meski, kau tahu aku sangat terluka. Bahkan, kau tak mau menemuiku untuk memberikan penjelasan. Akankah hari yang telah kita lalui bersama hanya menjadi ingatan yang kemudian terlupakan. Haruskah kuabadikan air...
Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 Continue Reading
Jika ada satu hari di mana kesempatan itu ada untukku. Maukah kau kembali, mengenang satu hari kita bersama. Meski, tak terlibat perasaan. Aku bahagia saat tawaku mekar seperti bunga akasia. Ditemani rintik hujan kau melindungiku dari gerimis di bawah payung biru. Menyusuri jalan kemarin sore sebelum kamu pergi. Membawa janji untuk datang dan bertemu kembali. Entah, apakah kau sungguh-sungguh atau cuma untuk membuatku tenang. Menunggu, senja yang tak pernah kembali jingga terbit untuk kau tunjuk,...
Kamu tahu, tak pernah kurasakan getar di dadaku seperti ini. Sesak yang tak bisa kuterjemahkan, namun meluapkan rindu yang tak bisa kulepas. Memandangmu, tak pernah bisa kulihat lebih dekat. Aku mengenalmu, tapi tak lebih kumiliki. Bayangmu, cinta semu yang tak bisa kuungkap. Meresahkan hatiku sendiri bila senyummu tak lagi untukku. Jika, tatapan sendu matamu yang teduh tak pernah mengarah kepadaku. bila, cinta membawakan pesannya sendiri. Menjadikan degup jantung di dadaku, mampu kuredam. Semoga, kamu tahu...
Sebaris air yang menetes dari embun di kaca, aku mengamati lampu-lampu kota yang mulai padam. Bahkan, aku tak pernah tahu kenapa bisa berada di sini. Menunggumu tak pasti. Haruskah aku mengurai rasa sakit ini seorang diri dan meneguknya perlahan hingga habis. Sementara kamu bersembunyi dan tak pernah muncul lagi, seakan aku hanya tempatmu berlari. Tempat menyampaikan keluh kesahmu selama ini. Harusnya aku sadar, kamu tak pernah mau berjanji agar aku tak pernah menanti. Nyatanya, aku...
Gerimis akhirnya mereda, saat aku merasa telah menunggu terlalu lama. Menanti kehadiranmu setelah habis secangkir kopi dan menanti balasan pesanku. Tahukah kamu, aku telah membatalkan janji untuk bertemu denganmu dan memberanikan diri bersembunyi dari keresahanku. Bersembunyi dari degup jantung yang tak kumengerti, bersembunyi dari luka yang mungkin telah kulupakan. Adakah kamu mengerti, aku menunggumu untuk kali terakhir. Sebelum aku menyadari, bahwa kamu memang tak seharusnya kutunggu. Seperti kabar yang tak pernah jelas, simpang-siur. Adakah perasaanmu...
Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 Continue Reading
Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 Continue Reading
Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 Continue Reading