Janji Sekadar

by - 14.58

Entah, embun pagi saat hujan tak datang lagi. Seikat mawar layu berada di dalam botol tak juga terkena terpaan sinar mentari. Akankah sepanjang hari, aku tak menemukan cahaya itu datang. Manakala rindu sehabis hujan datang kemarau di esok hari. Kapan tawa itu senyum terkembang menjadi garis tipis sendu yang mengalun tanpa rindu. Pertemuan pun berakhir menjadi perpisahan, bahkan waktu tak berpihak. Langit pagi akan selalu ditemui, akankah perasaan tetap sama sehangat mentari? Diam-diam aku mencuri cahaya, di balik awan sebelum fajar. Tetapi, aku kehilangan kehangatan senyum darimu, sepanjang hari melewati kota dan berjalan-jalan menghabiskan waktu bersama. Berakhir pada dialog singkat pagi yang terlihat kilatan basah di matamu. Aku tak bisa mencegah karena kehabisan waktu, dan sisa sepanjang hari terasa dingin sehabis hujan. Tak ada yang tahu, dalam hitungan waktu dan perputaran jam menghentikan langkah denyut jantungku. Tak ada salam perpisahan, tak ada lambaian tangan, tak ada pelukan hangat yang bisa kukenang. Janji seakan usang seperti buih ombak yang terbawa di bibir pantai. 

You May Also Like

0 komentar