Janji Sekadar
Entah, embun pagi saat hujan tak datang lagi. Seikat mawar
layu berada di dalam botol tak juga terkena terpaan sinar mentari. Akankah sepanjang
hari, aku tak menemukan cahaya itu datang. Manakala rindu sehabis hujan datang
kemarau di esok hari. Kapan tawa itu senyum terkembang menjadi garis tipis
sendu yang mengalun tanpa rindu. Pertemuan pun berakhir menjadi perpisahan,
bahkan waktu tak berpihak. Langit pagi akan selalu ditemui, akankah perasaan
tetap sama sehangat mentari? Diam-diam aku mencuri cahaya, di balik awan
sebelum fajar. Tetapi, aku kehilangan kehangatan senyum darimu, sepanjang hari
melewati kota dan berjalan-jalan menghabiskan waktu bersama. Berakhir pada
dialog singkat pagi yang terlihat kilatan basah di matamu. Aku tak bisa mencegah
karena kehabisan waktu, dan sisa sepanjang hari terasa dingin sehabis hujan. Tak
ada yang tahu, dalam hitungan waktu dan perputaran jam menghentikan langkah
denyut jantungku. Tak ada salam perpisahan, tak ada lambaian tangan, tak ada
pelukan hangat yang bisa kukenang. Janji seakan usang seperti buih ombak yang
terbawa di bibir pantai.
0 komentar