Sebuah Nama di Sudut Hati
Kau sempurnakan senyuman, kau lengkapi kerenggangan jemariku
dan tangan kita berpelukan dengan jemarimu. Dengarkanlah, suara hati ini
mengutarakan kejujuran tentang senandung rindu yang tak pernah habiskan keresahan
yang selalu datang. Cinta yang selalu terbayang, akan garis bibirmu, helai
rambutmu yang tersangkut di daun telinga, terselip bulu mata yang jatuh di
pipi, rona merah kala dirimu tersipu malu, derai tawa saat dirimu senang. Buatku,
mencintai lebih dari sekadar biasa, melewati batas-batas ragu, tentang harapan
yang timbul tak memberikan jeda. Merindu lalu hati terbayang hadirnya dirimu. Mendekapku
dalam lamunan. Menyeretku pada ingatan dan masa-masa kita bersama menari di
bawah hujan, menghindari genangan, menggenggam erat tangan. Masih kurasakan
getar dada yang sama saat memelukmu lama. Juga denyut yang seharus tak kusentuh,
menerbitkan bias-bias bening di peluk mata. Tak sanggup kubayangkan bahwa
selalu ada akhir dari setiap cerita. Aku paling takut untuk menghadapi bahwa
kenyataan tak bisa memaksa cintamu untuk terus kumiliki. Saat, sebuah nama
hadir selain diriku mengisi sudut hatimu.
0 komentar