So many books, so little time
Gue menganggap mengenal seseorang seperti membaca buku, ada
beberapa lembar yang mudah dilewati, ada beberapa lembar yang berjalan perlahan
satu per satu lembar, bahkan ada yang merasa harus tutup buku di lembar
pertama. Mengenal seseorang berarti mencoba memahami, berpikir dari berbagai sudut
pandang. Tidak boleh benar-benar langsung menge-judge atau mengambil kesimpulan dari beberapa potongan informasi
mengenai dia. Saat ini, gue juga masih membaca tentang diri sendiri, agar gue
tidak salah.
Pernah nggak sih, kamu
merasa benar-benar seperti mengenal seseorang padahal baru kali pertama
bertemu?
Tentunya, mengenal seseorang itu tidak mudah, ada berbagai
upaya. Ada adaptasi, toleransi, pengertian. Seperti kita banyak menemukan
seseorang fake, berkepribadian ganda.
Seperti berapa banyak seseorang yang hanya memanfaatkan atau tidak tulus,
oportunis. Banyak macamnya, seperti banyak macamnya kepribadian. Banyak hal
relasi dibangun didasarkan atas kepentingan, kesenangan, keinginan.
Memang tidak mudah untuk mengenal seseorang, ada mood,
kecenderungan sikap dan perilaku. Bahkan, ada watak karakter dan kebiasaan. Jadi,
harus pandai-pandai menentukan posisi. Posisi pun ada struktural, fungsional. Banyak
orang juga banyak cara mengenal seseorang.
Berapa banyak sih,
kamu merasa benar-benar mengenali seseorang?
Teman-teman, saudara, sanak famili. Kerabat dekat, teman
jauh, teman dekat. Berbagai jenis relasi, hubungan antarmanusia membentuk
keterikatan dan keterkaitan peran yang berhubungan sehingga membentuk
interaksi. Bahasanya formal beud.
Kadang, gue ngerasa harus mengalah. Gue juga ngerasa kadang berada
di bawah. Di lain waktu gue tahu seseorang menertawakan bahkan merendahkan. Tapi,
gue pikir sedang mengenal seseorang. Jadi, sebenarnya gue punya beberapa
catatan tentang seseorang berdasarkan penilaian gue selama berinteraksi dengannya.
Namanya, manusia kan nggak sempurna. Gue berusaha untuk tidak seolah-olah menjadi
seseorang yang merasa paling benar atau paling baik. Dengan adanya catatan itu,
gue punya semacam database sehingga
gue punya porsi tertentu untuk berhubungan.
Balik lagi, waktu gue terbatas dan semua hal tentang relasi
di atas menghabiskan waktu. Balik lagi dengan masalah prioritas. Terkadang, gue
jadi mikir menghabiskan waktu dengan siapa nih seharusnya? Paling banyak waktu
yang gue habisin dengan siapa?
Jika mengenal seseorang seperti membaca buku, dan teman yang
paling the best adalah buku. Artinya buku
sama dengan teman. Berapa buku yang dibaca berulang-ulang, berapa buku yang
paling disayang dirawat dengan baik. Berapa buku yang terpaksa harus
disumbangkan, berapa buku yang hanya ditumpuk tidak dibaca.
So many books, so
little time. So many people, so little time. My time is my life.
Gue membuat korelasi yang berhubungan. Selama ini gue banyak
menghabiskan waktu dengan buku, membaca dan berinteraksi dengan orang. Gue
punya waktu untuk menghabiskan bersama orang-orang untuk berkumpul, bercanda,
bercakap-cakap, tertawa.
Lantas, berapa banyak
buku yang cuma kamu pinjam lantas tidak kamu baca? Berapa banyak yang tulus
kamu beli dan kamu baca berulang-ulang?
2 komentar
isi blog mu selalu menarik untuk ditengok. menyenangkan bisa berkunjung ke blog mu :)
BalasHapusthere are always many reasons why your post is very nice... namamu mirip seseorang yang kukenal yang juga seneng nulis, :D nama Edo mungkin terlalu umum ya...
BalasHapus