Apalah Arti Begitu Dekat

by - 23.49

Terakhir kali kutatap matamu, ada bias yang tergambarkan seperti langit berubah mendung. Kemudian mataku sendu. Setelah pandanganku berbalik arah, maka kita berpisah. Seperti inikah rasanya ketika rasaku terhalang oleh alasan. Ketika cintaku harus menyerah bukan pada pilihan, tapi karena kenyataan. Aku harus terima, kau lebih memilihnya. Sungguh, rasa cintaku tak berubah benci. Akan tetapi, entah mengapa yang kurasakan adalah luka. Bukan tergores, tapi tercabik-cabik perasaanku semakin remuk dan mataku sedu sedan karena menahan tangis. Tidak ada keniscayaan selama aku tahu alasan bisa mengubah segalanya. Aku hanya menatapmu berpaling. Maka, rasa sakit adalah ketika kau menggenggam tanganya, bukan tanganku. Kau pun menyimpan hatinya, bukan hatiku. Kita masih bisa dekat, tapi hanya sedekat ini. Tak sampai masuk ke dalam hati, barangkali tempatku hanyalah beranda. Seperti aku merenda cintaku untuk membingkai permukaan hatimu. Lalu, aku hanya ranting basah setelah hujan. Aku rapuh lantaran cinta membuatku jatuh. Tak ada lagi bunga, ketika daun-daun yang kumiliki berguguran. Terhempas, jatuh ke tanah. Kau pergi. Bukan lagi kekasih. Kau begitu dekat tapi tak mampu kuraih. Bulan, seperti hujan bulan ini. Jatuh, hatiku luruh bersama musim kemarau yang berganti hujan. Mataku basah. Apakah harus kukatakan selamat tinggal kekasihku? Kau selalu kutemui, bukan menjadi belahan jiwaku lagi. Apalah arti kita begitu dekat.

You May Also Like

0 komentar