Cintaku dalam Diam

by - 21.43

Menatapmu, tersenyum. Bagiku cukup melukiskan selaksa bahagia yang menitikan haru. Ketika cinta seperti derap langkah yang membisu, sementara hatiku menjejak pada pasir gurun. Aku tak sanggup, sementara kuingin. Tanganku tak pernah singgah menyalam rindu, tapi hatiku telah jauh memasuki halaman hatimu. Mengetuk perlahan, adakah suara memanggil. Kini, dalam dekapku terdiam. Tulus cinta tak selalu memiliki. Berada di dekatmu saja, layaknya hatiku terguyur telaga. Aku mencintaimu dalam diam. Sementara hatiku selalu berbisik untuk mengungkapkan. Namun telingamu seakan jauh memisahkan resonansi bunyi menjadi bahasa kalbu yang tak terjamah makna. Kata-kata, menjadi usang. Cinta terlalu resmi diungkap dalam tiga kata. Terlalu singkat untuk diraba. Menjadi titian hati yang mengendap-endap perih dalam sukma. Aku cukup bahagia, bukan mengenangmu. Ketika dalam dekat menatapmu lekat. Mataku tenggelam. Kau tak harus tahu, pada suatu hari aku pernah sampaikan rindu. Kutitipkan seberkas cintaku, pada pintu yang terkunci rapat untuk kau buka. Menanti, bukan lantas menunggu. Berharap, tidak selamanya bertahan pada satu hati. Cinta, kau menjadi arti karena bagiku kau adalah kunci. Membuka kebahagiaanku.

You May Also Like

1 komentar

  1. perasaan yang kita rasakan tak selamanya harus di untarakan. cinta tak harus memiliki...
    tulisan ini menggambarkan apa yang ku alami, simpel, gak punya klimaks..tapi terus berjalan dengan seiring waktu..
    entah kapan semua bisa terucap. atau bahkan tidak sama sekali..

    BalasHapus